Efek Samping dan Interaksi Obat Warfarin
Efek samping yang berpotensi fatal dari pemberian warfarin adalah perdarahan mayor, termasuk di dalamnya perdarahan intrakranial, gastrointestinal, intraokular, dan hemarthrosis. Selain itu, interaksi dengan obat lain yang mempengaruhi pembekuan darah, seperti alteplase dan streptokinase, dapat meningkatkan risiko perdarahan signifikan.[1,6,8,9]
Efek Samping
Efek samping warfarin antara lain:
- Perdarahan jaringan atau organ. Tanda gejala dan keparahan tergantung lokasi perdarahan dan penyebarannya: purpura, melena, ptekie, perdarahan menstruasi yang banyak, paralisis, paraesthesia, sakit kepala, hipotensi, syok.
- Nekrosis jaringan atau kulit
- Reaksi alergi: anafilaksis, hipotensi, edema, ruam, urtikaria, dermatitis, erupsi bullosa.
- Gangguan gastrointestinal: mual, muntah, diare, nyeri perut, perut kembung, melena, pankreatitis
- Gangguan hepatobilier: ikterus, disfungsi hati
- Gangguan ginjal: hematuria, cedera ginjal akut
- Gangguan pembuluh darah: vaskulitis[1,6,8,9]
Interaksi Obat
Beberapa obat dapat meningkatkan efek warfarin, sehingga meningkatkan risiko perdarahan. Di sisi lain, ada pula obat yang menurunkan efek warfarin dan meningkatkan risiko kejadian tromboemboli.[6,9]
Meningkatkan Efek Warfarin
Efek dari warfarin meningkat ketika diberikan bersama dengan berbagai obat, termasuk steroid anabolik dan amiodarone. Beberapa antibiotik juga meningkatkan efek warfarin, seperti ciprofloxacin, cefixime, doxycycline, isoniazid, dan levofloxacin. Monitor terapi secara berkala dan jika diperlukan lakukan penyesuaian dosis.[4,8,13]
Menurunkan Efek Warfarin
Efek dari warfarin dapat menurun ketika diberikan bersamaan dengan aminoglutethimide, barbiturate, carbamazepine, griseofulvin, primidone, rifampicin, dan vitamin K. Monitor terapi secara berkala dan jika diperlukan lakukan penyesuaian dosis.[4,8,13]
Meningkatkan Risiko Perdarahan
Risiko perdarahan meningkat ketika warfarin diberikan bersamaan dengan:
- Antikoagulan: argatroban, dabigatran, desirudin, heparin
- Antiplatelet: aspirin, clopidogrel, dipyridamole, prasugrel
- Obat antiinflamasi nonsteroid: celecoxib, diklofenak, ibuprofen, ketoprofen, ketorolac
- Serotonin reuptake inhibitor: duloxetine, fluoxetine, sertraline, citalopram
- Fibrinolitik: alteplase, streptokinase[6,8,9]
Perlu dicatat bahwa penggunaan warfarin dan aspirin tidak sepenuhnya dikontraindikasikan. Aspirin dengan dosis rendah (≤100 mg) dapat digunakan dengan pengawasan pada pasien yang mendapat warfarin.[6,8,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta