Kontraindikasi dan Peringatan Warfarin
Kontraindikasi warfarin adalah pada ibu hamil dan pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap warfarin. FDA telah memberikan black box warning atau peringatan khusus terkait risiko perdarahan yang dapat berakibat fatal pada penggunaan warfarin.[1,6,9]
Kontraindikasi
Warfarin kontraindikasi pada pasien dengan risiko perdarahan aktif. Ini termasuk pasien dengan ulserasi gastrointestinal aktif, perdarahan aktif, aneurisma serebral, spinal puncture atau tindakan diagnostik lain yang berisiko perdarahan, serta pasien dengan perikarditis, efusi perikardial, atau endokarditis bakteri.
Warfarin juga dikontraindikasikan pada ibu hamil dan pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap obat atau komponen lain dalam formulasi. Kontraindikasi lain adalah pada orang dengan gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia atau penyakit von Willebrand, serta pada pasien pasca operasi sistem saraf pusat, mata, dan operasi traumatik terbuka.
Kontraindikasi warfarin lainnya adalah pada pasien dengan abortus iminens, preeklampsia, dan eklampsia. Warfarin juga perlu dihindari pada pasien dalam 48 jam postpartum, atau dalam 72 jam menjalani operasi dengan risiko perdarahan tinggi.
Kontraindikasi warfarin lainnya adalah pada pasien hipertensi maligna, alkoholisme, dan psikosis. Warfarin juga sebaiknya tidak diberikan jika tidak terdapat fasilitas untuk memantau fungsi koagulasi pasien.[1,6,9]
Peringatan
Peringatan utama penggunaan warfarin adalah terkait risiko perdarahan.[6,8]
Perdarahan
Risiko perdarahan lebih besar terjadi pada INR >4, pasien usia >65 tahun, INR yang bervariasi, riwayat gastrointestinal, hipertensi, penyakit serebrovaskular, penyakit jantung, anemia, keganasan, trauma, insufisiensi renal, interaksi obat dengan warfarin, dan terapi jangka panjang warfarin.[6,8,9]
Nekrosis Jaringan
Gangren atau nekrosis jaringan merupakan risiko serius yang jarang terjadi (<0,1%). Nekrosis jaringan dikaitkan dengan terjadinya trombosis lokal dan umumnya terjadi dalam beberapa hari sejak dimulainya terapi warfarin. Tata laksana debridement sampai amputasi jaringan dapat dilakukan pada kasus nekrosis derajat berat.[6,8,9]
Emboli
Terapi antikoagulan dengan warfarin dapat meningkatkan pelepasan plak ateroma menjadi emboli sehingga meningkatkan risiko komplikasi dari mikroemboli kolesterol sistemik, seperti purple toe syndrome dan gangren. Tanda dan gejala dapat bervariasi berdasarkan lokasi emboli.[6,8,9]
Trombositopenia Diinduksi Heparin
Warfarin tidak direkomendasikan sebagai terapi awal pada pasien dengan trombositopenia yang diinduksi heparin (HIT) dan trombositopenia yang diinduksi heparin dengan sindrom trombosis (HITTS) karena kasus iskemia tungkai, nekrosis, dan gangren terjadi ketika terapi heparin dihentikan dan terapi warfarin dimulai atau dilanjutkan. Terapi dengan warfarin dapat dipertimbangkan setelah nilai trombosit normal.[6,8,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta