Indikasi dan Dosis Warfarin
Indikasi warfarin adalah untuk profilaksis dan pengobatan deep vein thrombosis, emboli paru, serta komplikasi tromboemboli dari atrial fibrilasi. Penggunaan off label warfarin adalah untuk pencegahan sekunder stroke berulang dan transient ischemic attack. Dosis digunakan tergantung indikasi dan toleransi pasien, umumnya dimulai pada kisaran 2-5 mg per oral. Lanjutkan dengan dosis rumatan berdasarkan target international normalized ratio (INR).[1,6,8,12]
Saat ini, direct oral anticoagulants (DOACs) telah menjadi alternatif yang lebih disukai dibandingkan warfarin. Banyak uji klinis menunjukkan bahwa DOACs dosis standar memiliki efikasi dan keamanan yang baik untuk pencegahan stroke pada atrial fibrilasi. Selain itu, didapatkan luaran stroke, kematian, dan perdarahan intrakranial yang lebih rendah tanpa perbedaan dalam perdarahan mayor dengan penggunaan DOACs dibandingkan warfarin.[13,14]
Deep Vein Thrombosis (DVT) dan Emboli Paru
Warfarin digunakan sebagai tata laksana dan profilaksis deep vein thrombosis (DVT) dan emboli paru. Dosis awal yang direkomendasikan adalah 2-5 mg per oral atau injeksi intravena (IV) sekali sehari selama 2 hari atau 10 mg per oral selama 2 hari pada individu sehat.
Dosis selanjutnya ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan INR. Pemberian warfarin dimulai pada hari 1 atau 2 terapi antikoagulan parenteral (seperti unfractionated heparin) selama minimal 5 hari sampai target INR tercapai (> 2,0), dipertahankan selama 24 jam, kemudian hentikan heparin.
Dosis rumatan yang direkomendasikan umumnya berkisar antara 2-10 mg per hari, tetapi dosis ini bervariasi antar masing-masing individu, sediaan warfarin yang digunakan, hasil pemeriksaan waktu prothrombin, dan pemeriksaan koagulasi lainnya.[8,9]
Atrial Fibrilasi
Atrial fibrilasi dapat menyebabkan komplikasi tromboemboli dan stroke, sehingga warfarin digunakan untuk menurunkan risiko tersebut. Dosis awal dapat diberikan 2-5 mg per oral atau injeksi IV sekali sehari selama 2 hari.
Dosis rumatan disesuaikan dengan target INR (2.0-3.0) dengan dosis berkisar 2-10 mg/ hari. Dosis ini bervariasi antar masing-masing individu, sediaan warfarin yang digunakan, hasil pemeriksaan waktu prothrombin, dan pemeriksaan koagulasi lainnya.[8,9]
Penggunaan Katup Mekanik dan Bioprostetik
Warfarin digunakan untuk profilaksis dan terapi dari komplikasi yang berhubungan dengan penggunaan katup mekanik. Dosis awal 2-5 mg/hari, per oral, sekali sehari, selama 2 hari pertama. Periksa INR 2 hari kemudian dan sesuaikan dosis menurut hasil INR (target INR 2.0-3.0).
Dosis rumatan disesuaikan dengan target INR (2.0 hingga 3.0) dengan dosis berkisar 2-10 mg/ hari. Dosis ini bervariasi antar masing-masing individu, sediaan warfarin yang digunakan, hasil pemeriksaan waktu prothrombin, dan pemeriksaan koagulasi lainnya.[8,9]
Post Infark Miokard
Warfarin digunakan pada pasien post infark miokard untuk mengurangi risiko kematian, infark miokard berulang, dan kejadian tromboemboli. Dosis awal 2-5 mg/hari, per oral, sekali sehari, selama 2 hari pertama. Periksa INR 2 hari kemudian dan sesuaikan dosis menurut hasil INR (target INR 2.0-3.0) dengan dosis rumatan berkisar antara 2-10 mg/ hari.[8,9]
Untuk individu dengan risiko tinggi infark miokard, direkomendasikan pemberian kombinasi warfarin intensitas sedang dan aspirin dosis rendah (≤100 mg/ hari) selama minimal 3 bulan setelah infark miokard. Pasien risiko tinggi misalnya pasien dengan infark miokard anterior luas, gagal jantung, trombus intrakardiak, atrial fibrilasi, dan riwayat kejadian tromboemboli.[6,8]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Penggunaan warfarin memerlukan perhatian khusus dan penyesuaian dosis pada populasi geriatrik serta gangguan renal dan hepar.
Populasi Geriatrik
Pada populasi geriatrik, diketahui tidak terdapat perbedaan secara signifikan dalam efikasi atau keamanan dari terapi warfarin. Meski demikian, terdapat risiko sensitivitas yang lebih besar dari beberapa individu geriatrik, di mana individu usia ≥ 60 tahun dapat menunjukkan respon INR yang lebih besar dari yang diharapkan terhadap efek antikoagulan warfarin.
Perhatian khusus diperlukan pada pemberian warfarin pada populasi ini. Awasi risiko perdarahan mayor, serta pertimbangkan dosis inisiasi dan rumatan yang lebih rendah.[6,9]
Gangguan Renal
Penurunan fungsi renal dapat menyebabkan warfarin menumpuk dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko perdarahan. Selain itu, diketahui bahwa warfarin tidak dapat dieliminasi melalui hemodialisis.
Meski demikian, penyesuaian dosis umumnya tidak diperlukan pada individu dengan gangguan renal. Dokter cukup melakukan pemantauan INR dan mengawasi tanda perdarahan.[1,6,9]
Gangguan Hepar
Pemberian warfarin pada individu dengan gangguan hepar harus berhati-hati. Gangguan hepar dapat mempotensiasi respon terhadap warfarin melalui gangguan sintesis faktor pembekuan dan penurunan metabolisme dari warfarin. Respon terhadap antikoagulan oral dapat meningkat pada pasien dengan ikterus obstruktif, hepatitis, dan sirosis, sehingga pemantauan ketat INR harus dilakukan.[1,6,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta