Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Lorazepam
Penggunaan lorazepam pada kehamilan dan menyusui tidak direkomendasikan. Pada ibu menyusui, lorazepam dapat diekskresikan dalam ASI.
Kehamilan
Keamanan lorazepam berdasarkan TGA masuk dalam kategori C yang artinya obat yang, karena efek farmakologisnya, telah menyebabkan atau diduga menyebabkan, efek berbahaya pada janin manusia atau neonatus tanpa menyebabkan malformasi. Efek ini mungkin reversibel.
Sementara itu, kategori keamanan lorazepam berdasarkan FDA belum tersedia. Meskipun begitu, obat ini diduga meningkatkan risiko malformasi janin dan/atau gejala putus obat pada ibu hamil.
Gejala floppy infant syndrome seperti apneu, hipotermia, hipotonia, depresi pernapasan sedang pada bayi telah dilaporkan terjadi pada anak yang lahir dari ibu dengan riwayat penggunaan lorazepam dosis tinggi saat trimester akhir atau selama proses persalinan. Selain itu, proses glukuronidasi dari obat ini dapat secara kompetitif mencegah konjugasi bilirubin sehingga menyebabkan hiperbilirubinemia pada neonatus.[14,16]
Ibu Menyusui
Data penggunaan lorazepam pada ibu menyusui masih sedikit akan tetapi penggunaannya tidak direkomendasikan. Lorazepam ditemukan pada ASI dengan konsentrasi 0,1 hingga 0,5%.
Terdapat beberapa laporan kasus yang mendokumentasikan terjadinya efek putus obat pada bayi menyusui yang ibunya mengkonsumsi lorazepam. Dokter perlu mendiskusikan pilihan terkait memberhentikan penggunaan obat atau berhenti menyusui selama penggunaan obat.[8,16]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri