Kontraindikasi dan Peringatan Duloxetine
Kontraindikasi penggunaan duloxetine adalah pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap duloxetine atau komponen penyusunnya. Selain itu, kontraindikasi duloxetine adalah pada penggunaan bersamaan dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) seperti selegiline dan pasien dengan glaukoma sudut tertutup yang tidak terkontrol.[1,11]
Peringatan pada penggunaan duloxetine terutama terhadap kemungkinan peningkatan ide bunuh diri pada pasien anak-anak dan usia 18–24 tahun, terutama yang menderita gangguan depresi mayor. Peringatan lain adalah mengenai withdrawal syndrome yang bisa terjadi akibat penghentian duloxetine secara tiba-tiba.[2,11]
Kontraindikasi
Kontraindikasi utama duloxetine adalah adanya riwayat hipersensitivitas terhadap duloxetine maupun komponen penyusunnya. Duloxetine juga dikontraindikasikan pada pasien yang sedang, atau dalam 2 minggu terakhir menerima terapi MAOI seperti selegiline, linezolid dan injeksi metilen biru.[1,7]
Penggunaan bersamaan dengan golongan MAOI dapat menyebabkan terjadinya sindrom serotonin, yang ditandai dengan eksitasi neuromuskular, perubahan status mental, dan disfungsi otonom.[2,7]
Kontraindikasi lain penggunaan duloxetine adalah pada gangguan hati, gangguan ginjal berat (klirens kreatinin <30 mL/menit), end stage renal disease (ESDR), dan glaukoma sudut tertutup tidak terkontrol.[2,7,11]
Peringatan
Peringatan dalam penggunaan duloxetine terutama untuk risiko bunuh diri yang lebih banyak ditemukan pada pasien anak-anak dan usia 18–24 tahun. Selain itu, peringatan juga diberikan terhadap withdrawal syndrome akibat penghentian duloxetine secara tiba-tiba.
Keinginan Bunuh Diri
Risiko percobaan bunuh diri dapat ditemukan pada kasus depresi hingga remisi signifikan dicapai. Setelah menerima terapi, gejala mungkin baru membaik setelah beberapa minggu pengobatan. Studi menunjukkan terjadi peningkatan keinginan bunuh diri dalam beberapa bulan pertama sejak menerima antidepresan.[2,11]
Berdasarkan studi jangka pendek, keinginan bunuh diri terutama ditemukan pada pasien anak-anak dan dewasa muda usia 18–24 tahun. Sedangkan, pada usia 65 tahun atau lebih, didapatkan penurunan risiko bunuh diri. Risiko bunuh diri terutama ditemukan pada pasien dengan gangguan depresi mayor.[2,11]
Pertimbangkan untuk mengganti terapi, termasuk menghentikan duloxetine pada pasien yang gejalanya persisten atau pada pasien dengan keinginan bunuh diri yang kuat dan muncul tiba-tiba. Selain itu, dokter perlu melakukan pendekatan pada pasien dengan ide bunuh diri secara holistik.[2,11]
Withdrawal Syndrome
Penghentian antidepresan harus dilakukan secara berhati-hati. Penghentian duloxetine, apalagi secara mendadak, dapat menyebabkan withdrawal syndrome. Berdasarkan uji klinis, gejala withdrawal syndrome yang dilaporkan adalah pusing, mual, sakit kepala, parestesia, fatigue, vomitus, gelisah, mimpi buruk, insomnia, diare, ansietas, hiperhidrosis, somnolen, dan myalgia.[2,11,12]
Risiko terjadinya withdrawal syndrome dipengaruhi oleh dosis dan lama terapi antidepresan. Gejala dapat muncul dalam 2–4 hari sejak penghentian terapi tiba-tiba. Gejala dapat membaik tanpa pengobatan dalam waktu 2 minggu.[2,11,15]
Jika menghentikan penggunaan duloxetine setelah pemakaian jangka panjang, lakukan secara bertahap, selama 4–6 bulan. Jika terjadi perburukan gejala, pertimbangkan untuk melanjutkan terapi sesuai dosis awal atau memperlambat penurunan dosis.[2,11]
Penggantian antidepresan juga perlu dilakukan dengan tepat. Saat mengganti duloxetine dengan antidepresan lain, sebaiknya dilakukan secara titrasi/ cross-titration. Titrasi dilakukan dengan mengurangi dosis antidepresan pertama secara bertahap, dan perlahan menaikkan dosis antidepresan kedua. Titrasi dilakukan dalam periode 1–4 minggu.[1,2,11]
Cara titrasi tidak direkomendasikan ketika penggantian dilakukan antara duloxetine dan MAOI seperti selegiline. Saat mengganti MAOI menjadi duloxetine, berikan jarak 2 minggu dari dosis terakhir MAOI sebelum memulai duloxetine. Sebaliknya, saat mengganti duloxetine menjadi MAOI berikan jarak minimal 5 hari atau lebih.[2,11]