Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Paliperidone
Penggunaan paliperidone pada kehamilan termasuk dalam kategori C oleh FDA. Sementara itu, penggunaan paliperidone pada ibu menyusui belum didukung oleh bukti yang jelas mengenai ada tidaknya ekskresi obat ke dalam ASI.[2,3]
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori C (FDA): Studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[3,5]
Data yang ada tentang ibu hamil yang terpapar paliperidone tidak menunjukkan adanya malformasi maupun abortus. Namun, data ini masih sangat terbatas. Penggunaan paliperidone pada hewan dilaporkan meningkatkan stillbirths.[7,12]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Saat ini belum ada data tentang penggunaan paliperidone pada wanita menyusui. Pada penggunaan risperidone, konsentrasi paliperidone (9-hydroxyrisperidone) sebagai metabolit utama ditemukan dalam konsentrasi rendah pada ASI.
Penelitian terhadap serum bayi dari ibu yang mengonsumsi risperidone dengan dosis 0,75 dan 2 mg dua kali sehari menunjukkan bahwa konsentrasi 9-hydroxyrisperidone tidak terdeteksi (<1 mcg/L). Berdasarkan data tersebut, beberapa jurnal menyatakan bahwa paliperidone dapat diberikan kepada wanita menyusui secara hati-hati.[2]
Namun, beberapa literatur lain tidak merekomendasikan paliperidone pada ibu hamil. Paliperidone dapat meningkatkan risiko gynecomastia, hiperprolaktinemia, dan galaktore. Namun, peningkatan kadar prolaktin yang terjadi pada wanita menyusui tidak memengaruhi kemampuannya dalam menyusui.[2]