Farmakologi Risperidone
Farmakologi risperidone adalah sebagai obat antipsikotik atipikal yang bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamine D2 dan serotonin. Ikatan pada reseptor serotonin lebih kuat dibandingkan dengan dopamine, sehingga kemungkinan mengalami efek samping ekstrapiramidal lebih kecil dibandingkan dengan antipsikotik tipikal.[2]
Farmakodinamik
Risperidone digunakan dalam manajemen schizophrenia, terapi adjuvan gangguan bipolar, dan gejala iritabilitas pada pasien autisme Secara farmakodinamik, risperidone mirip dengan antipsikotik atipikal yang lain. Risperidone menghambat reseptor dopamine D2 dan serotonin, dengan ikatan pada reseptor serotonin yang lebih kuat dibandingkan dengan D2. Diperkirakan afinitas pada reseptor 5HT2A lebih tinggi 10-20 kali dibandingkan dengan afinitas pada D2. Selain itu, risperidone juga memiliki afinitas sedang hingga rendah pada sebagai antagonis reseptor adrenergik alfa, histamine, dan muskarinik.[6,7]
Gejala psikotik dan gangguan mood diduga diakibatkan oleh peningkatan aktivitas dopaminergik dan serotonergik di otak, yang kemudian mengakibatkan hiperaktivasi dari jaras mesolimbik. Hiperaktivasi ini kemudian menyebabkan gejala psikotik seperti halusinasi dan waham. Antipsikotik generasi pertama atau antipsikotik tipikal menargetkan gejala positif ini, namun memiliki efek samping ekstrapiramidal dan hiperprolaktinemia sebagai akibat dari antagonis pada D2 di jaras nigrostriatal dan tuberoinfundibular.[2,7]
Risperidone sebagai antipsikotik atipikal lebih banyak bekerja pada reseptor serotonin kortikal dan limbik, sehingga menurunkan risiko terjadi ekstrapiramidal dan hiperprolaktinemia meskipun tidak seluruhnya. Kerja risperidone sebagai agonis pada 5HT1A, antagonis 5HT2C dan antagonis alfa adrenergik-2 diduga memediasi efek antidepresan pada obat ini.[1,7]
Farmakokinetik
Profil farmakokinetik risperidone menunjukkan absorpsi yang cepat setelah pemberiaan oral dengan bioavailabilitas 70%. Risperidone dimetabolisme oleh enzim CYP 2D6 dan dieliminasi hampir seluruhnya di urine.
Absorpsi
Risperidone diserap dari saluran gastrointestinal hampir seluruhnya. Bioavailabilitas risperidone adalah 70% secara oral dengan waktu menuju konsentrasi puncak 1-2 jam. Pada pemberian intramuskuler jangka panjang, risperidone diserap dengan lambat dan akan dilepaskan perlahan setelah 3 minggu dan dipertahankan selama 4-6 minggu.[1]
Distribusi
Volume distribusi risperidone adalah 1-2 L/kg. Risperidone dan metabolit utamanya, hidroksirisperidone, terikat pada protein plasma albumin dan α1 -acid glycoprotein dengan ikatan sebesar 90%. Obat ini didistribusi secara luas dan sebagian kecil disekresikan pada air susu ibu.[1,4]
Metabolisme
Risperidone dimetabolisme secara ekstensif di hati melalui proses hidroksilasi dengan enzim CYP 2D6, dan sebagian kecil melalui N-dealkylation. Enzim CYP 2D6 juga berperan dalam metabolisme banyak obat lain. Konsumsi bersamaan risperidone dengan obat yang juga dimetabolisme oleh CYP 2D6 akan berpengaruh pada efikasi dan farmakokinetiknya.[1,4]
Eliminasi
Risperidone dan metabolitnya sebagian besar dieliminasi pada urine dan sisanya sekitar 14% pada feses. Waktu paruh dari risperidone diperkirakan 3 jam pada individu dengan metabolisme ekstensif dan 20 jam pada individu dengan metabolisme lambat. Waktu eliminasi risperidone akan memanjang pada pasien dengan gangguan ginjal.[1,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Karina