Kontraindikasi dan Peringatan Risperidone
Kontraindikasi absolut dari risperidone adalah pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap risperidone atau paliperidone. Peringatan risperidone yang perlu diingat adalah adanya black box warning terkait risiko peningkatan mortalitas jika risperidone digunakan pada populasi lansia dengan tujuan untuk mengatasi psikosis terkait dementia. Dokter juga perlu mewaspadai efek samping berat seperti sindrom neuroleptik maligna akibat penggunaan risperidone.[5,12]
Kontraindikasi
Kontraindikasi absolut risperidone adalah penggunaan pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap risperidone atau paliperidone sebagai metabolitnya. Reaksi alergi berat, termasuk angioedema dan anafilaksis telah dilaporkan akibat penggunaan risperidone.
Kontraindikasi relatif dari risperidone adalah penggunaan pada ibu menyusui. Kontraindikasi relatif lainnya adalah gangguan persepsi persisten pada halusinogen karena berisiko meningkatkan gejala panik dan gangguan visual.[2,5]
Peringatan
Black box warning penggunaan risperidone adalah adanya peningkatan mortalitas jika risperidone digunakan pada lansia dengan psikosis terkait dementia.
Penggunaan pada Lansia dengan Dementia
Dahulu risperidone kerap digunakan pada pasien dementia untuk mengatasi gangguan perilaku dan gejala psikosis. Meski demikian, risperidone telah dikaitkan dengan peningkatan kejadian mortalitas pada lansia, sehingga tidak diperbolehkan digunakan untuk tujuan mengatasi gejala psikosis terkait dementia pada pasien lansia.[1,5]
Risiko Sindrom Neuroleptik Maligna
Risperidone berisiko menyebabkan kondisi yang fatal, yakni sindrom neuroleptik maligna. Kondisi ini mengancam nyawa dan dapat memerlukan penanganan intensif. Beberapa tanda dan gejalanya adalah penurunan status mental, demam, rigiditas, dan gangguan otonom. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan dari kreatinin kinase dan mioglobinuria. Apabila didapatkan kondisi ini maka risperidone harus dihentikan.[2,9]
Peningkatan Risiko Kejadian Serebrovaskuler dan Kardiovaskuler
Penggunaan risperidone perlu berhati-hati pada pasien dengan riwayat kejang, Parkinson, dementia, dan penyakit kardiovaskuler. Risperidone meningkatkan insidensi penyakit serebrovaskuler dan gangguan irama jantung.[9]
Risiko Efek Antikolinergik
Efek samping antikolinergik menyebabkan pandangan kabur, retensi urine, dan agitasi. Risperidone juga bisa menyebabkan hipotensi ortostatik dan somnolen. Pasien lansia akan mengalami peningkatan risiko jatuh. Pasien juga disarankan untuk berhati-hati ketika menggunakan peralatan berat.[1,9]
Risiko Bunuh Diri
Pasien dengan psikosis memiliki kecenderungan bunuh diri. Penggunaan terapi risperidone harus berhati-hati pada kelompok pasien ini. Waspadai kemungkinan overdosis dan penyalahgunaan, serta lakukan pengawasan ketat selama terapi.[1,2,9]
Perubahan Metabolik
Antipsikotik atipikal seperti risperidone telah dikaitkan dengan perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan risiko kardiovaskular dan serebrovaskular. Perubahan ini mencakup peningkatan berat badan, hiperglikemia, dan dislipidemia.[5]
Gangguan Hematologi
Leukopenia, neutropenia, dan agranulositosis telah dilaporkan terkait dengan konsumsi agen antipsikotik, termasuk risperidone. Faktor yang meningkatkan risiko efek samping ini adalah jumlah sel darah putih yang rendah sebelumnya dan riwayat leukopenia atau neutropenia yang diinduksi obat.[5]
Penulisan pertama oleh: dr. Karina