Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Risperidone general_alomedika 2022-09-20T09:34:13+07:00 2022-09-20T09:34:13+07:00
Risperidone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Risperidone

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Pengawasan klinis pada pasien yang mengonsumsi risperidone mencakup perkembangan gejala psikosis dan potensi efek samping, seperti dislipidemia dan gejala ekstrapiramidal. Sebelum memulai terapi, perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui karakter baseline denyut nadi, tekanan darah, indeks massa tubuh (IMT), kadar gula darah puasa atau kadar HbA1c, profil lipid, fungsi ginjal, dan fungsi hepar.

Pengawasan Efek Samping

Penggunaan risperidone berpotensi menyebabkan berbagai efek samping, termasuk kecemasan, konstipasi, sedasi, hiperprolaktinemia, peningkatan berat badan, dan gejala ekstrapiramidal. Pada kasus yang jarang, efek samping berat seperti stroke, sindrom neuroleptik maligna, agranulositosis, dan gangguan konduksi jantung juga dapat timbul. Lakukan pemantauan efek samping ini terutama saat inisiasi terapi dan titrasi.

Karena penggunaan risperidone telah dikaitkan dengan leukopenia, neutropenia, dan agranulositosis, pemeriksaan profil hematologi diperlukan di awal untuk data baseline. Pemeriksaan harus diulangi cukup sering dalam bulan-bulan awal penggunaan risperidone. Terapi risperidone dihentikan jika terdapat perubahan parameter sel darah putih (WBC).

Pengawasan Gejala Psikosis

Perkembangan gejala psikosis perlu dipantau untuk melakukan penyesuaian terapi bila perlu. Apabila akan menghentikan pengobatan, sebaiknya lakukan titrasi bertahap. Awasi timbulnya rebound psikosis jika akan menghentikan terapi atau beralih ke antipsikotik lain.

Pengawasan Bunuh Diri

Pasien dengan gangguan mental memiliki kecenderungan bunuh diri. Pemantauan diperlukan terkait risiko penyalahgunaan risperidone sebagai cara percobaan bunuh diri, terutama pada pasien yang dianggap memiliki risiko bunuh diri tinggi.

Pengawasan Parameter Metabolik

Perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan risiko kardiovaskular dan serebrovaskular dapat terjadi selama penggunaan antipsikotik atipikal, termasuk risperidone. Efek metabolik dapat berupa peningkatan berat badan, hiperglikemia, dan dislipidemia. Lakukan pengawasan parameter metabolik secara berkala. Pasien dengan faktor risiko diabetes mellitus perlu menjalani pemeriksaan kadar glukosa puasa di awal dan secara berkala selama pengobatan.

Pengawasan Risiko Jatuh

Penggunaan risperidone dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, mengantuk, dan hipotensi ortostatik yang akan meningkatkan risiko jatuh, terutama pada lansia. Lakukan edukasi risiko pada pasien dan lakukan modifikasi lingkungan jika pasien dianggap memiliki risiko tinggi.

Pengawasan pada Penggunaan Bersama Obat yang Metabolismenya Dipengaruhi Enzim CYP2D6

Penggunaan risperidone bersama obat yang metabolismenya dipengaruhi enzim CYP2D6, misalnya carbamazepine, dapat mengubah farmakokinetik dan efikasi terapi. Lakukan pengawasan ketat saat inisiasi terapi bersamaan risperidone dan obat golongan ini hingga 4-8 minggu terapi. Apabila dirasakan perlu, lakukan penyesuaian dosis, titrasi, atau penghentian terapi.

Pengawasan Overdosis

Apabila pasien mengalami overdosis akut akibat risperidone, lakukan patensi jalan napas dan pastikan oksigenasi dan ventilasi memadai. Lakukan pemantauan kardiovaskular segera dan harus mencakup pemantauan EKG kontinyu untuk mendeteksi kemungkinan aritmia.[2,4,5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Karina

Referensi

2. McNeil SE, Gibbons JR, Cogburn M. Risperidone - StatPearls - NCBI Bookshelf. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459313/
4. MIMS. Risperidone: Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. 2020. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/candesartan?mtype=generic
5. Drugs.com. Risperidone Uses, Dosage, Side Effects. 2022. https://www.drugs.com/pro/risperidone.html#s-34067-9

Kontraindikasi dan Peringatan Ri...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
    Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
  • Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
    Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
    Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
  • Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps
    Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 09:43
Kapan obat skizofrenia dapat diturunkan dosisnya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin konsu dokter,l saya dapat pasien skizofrenia, sekitar 4 bulan yang lalu pasien tersebut dibawa berobat ke RSJ yang kemudian di beri obat...
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 29 Juli 2024, 22:27
Skizofrenia hebefrenik yang menyerang apakah bisa diberikan injeksi diazepam
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
2 Balasan
Pasien mengamuk, putus obat trifluoperasoneHendak mau memberikan obat lagiTapi pasiennya mengamuk hingga memukulSaya ingin memberikan obat injeksi tapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.