Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2023-12-18T14:21:11+07:00 2023-12-18T14:21:11+07:00
Serum Antidifteri
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Serum Antidifteri

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Serum antidifteri atau diphtheria antitoxin (DAT) adalah produk biologis yang digunakan untuk merawat pasien yang terinfeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae penyebab penyakit difteri. Serum ini mengandung antibodi yang dapat melawan toksin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut, membantu melawan infeksi, dan mengurangi efek negatif yang disebabkan oleh toksin difteri dalam tubuh.

Serum antidifteri bersifat imunisasi pasif yang dapat diberikan tanpa menunggu konfirmasi bakteriologis. Sebelum memberikan serum antidifteri, pasien harus menjalani tes sensitivitas. Jika menunjukkan hasil positif, pemberian dengan cara desensitisasi harus dilakukan untuk meminimalisir risiko timbulnya reaksi anafilaksis. Selain itu, efek samping dari serum antidifteri ini adalah serum sickness dan demam.[1,2]

Difteri merupakan penyakit yang berpotensi fatal akibat produksi eksotoksin oleh Corynebacterium diphtheriae. Morbiditas dan mortalitas akibat difteri dapat dikurangi secara signifikan dengan pemberian cepat antibodi untuk menetralkan toksin, bersamaan dengan antibiotik untuk menghilangkan C. diphtheriae dan menghentikan produksi toksin.

Rute intravena adalah rute pemberian serum antidifteri yang lebih disukai, terutama pada kasus yang parah. Dosis antitoksin harus dicampur dalam 250 –500 mL cairan normal salin dan diberikan secara perlahan selama 2–4 jam.[1]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Serum Antidifteri

Perihal Deskripsi
Kelas Obat yang Mempengaruhi Sistem Imun[10]
Subkelas Serum dan Imunoglobulin[10]
Akses Resep[2]
Wanita hamil Kategori FDA: N[3]

Kategori TGA: X[4]

Wanita menyusui Tidak diketahui apakah dikeluarkan ke ASI[1,2]
Anak-anak Aman digunakan pada anak[1,2]
Infant Tidak diketahui[1,2]
FDA

Approved[3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention. Diphtheria Antitoxin (DAT) Protocol. Expanded Access Investigational New Drug (IND) Application Protocol : Use of Diphtheria Antitoxin (DAT) for Possible Diphtheria Cases. Version Number 12.0. 2023. p. 0–18. https://www.cdc.gov/diphtheria/downloads/protocol.pdf
2. Nasional PIO. Antitoksin Difteri. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2023.
3. Bampoe VD, Boswell HC, Yu YC, Acosta AM. A Review of Adverse Events From the Use of Diphtheria Antitoxin (DAT) in the United States, 2004-2019. Clin Infect Dis. 2022;74(11):2082–3.
4. Queensland Government. Guidance for Accessing Diphtheria Antitoxin Guidance for accessing diphtheria antitoxin from the Queensland Medical Stockpile. Queensland Health. 2022. p. 2022–5. https://www.health.qld.gov.au/cdcg/index/diphtheria#appb
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Formularium Nasional. 2017

Farmakologi Serum Antidifteri

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 13 September 2021, 12:17
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
Dibalas 27 November 2019, 14:11
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...
dr. Riko Saputra
Dibalas 13 Agustus 2019, 14:40
Penanganan kontak erat difteri
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Alodokter, ijin bertanya jika kita menemui pasien difteri maka apa saja yang perlu kita minum sebagai profilaksis?? Apakah ckup dengan antibiotik seperti...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.