Efek Samping dan Interaksi Obat Serum Antidifteri
Efek samping serum antidifteri yang harus diwaspadai adalah reaksi alergi serius, termasuk anafilaksis. Selain itu, serum antidifteri juga dapat menyebabkan demam dan serum sickness. Interaksi serum antidifteri adalah dengan antihistamin.[1,7]
Efek Samping
Efek samping dari serum antidifteri yang perlu diwaspadai adalah reaksi anafilaksis. Pasien juga bisa mengalami demam setelah injeksi obat ini, ataupun serum sickness.
Anafilaksis
Umumnya gejala reaksi anafilaksis muncul dalam beberapa menit setelah injeksi serum. Reaksi anafilaksis dapat terjadi pada siapa saja, namun pasien dengan riwayat alergi terhadap serum berbahan hewan atau riwayat anafilaksis sebelumnya memiliki risiko terbesar.[1,5]
Beberapa tanda anafilaksis yang dapat terjadi adalah:
- Gejala pada kulit: gatal, kemerahan, urtikaria, dan angioedema
- Gejala pada saluran napas: suara serak, mengi, sesak napas dan sianosis
- Gejala pada sistem kardiovaskular: nadi cepat dan lemah, hipotensi, aritmia
Dosis epinefrin untuk reaksi anafilaksis adalah 0,5 ml dalam pengenceran 1:1.000, diberikan secara intramuskular, setiap 5 menit hingga gejala anafilaksis membaik. Pada anafilaksis berat tanpa respon terhadap 2 atau lebih injeksi, epinefrin mungkin dibutuhkan secara infus kontinu.[1,7]
Demam
Demam bisa terjadi dalam 20 menit sampai 1 jam pasca pemberian serum antidifteri. Sebelum demam, pasien dapat mengeluhkan rasa kedinginan dan sesak napas ringan. Demam umumnya bersifat ringan dan dapat membaik dengan antipiretik. Demam tidak diperantarai oleh IgE sehingga efek samping ini tidak dapat diprediksi dengan tes sensitivitas.[1,7]
Serum Sickness
Serum sickness tidak diperantarai oleh IgE, sehingga efek samping ini tidak dapat diprediksi sebelumnya. Serum sickness dapat terjadi dalam 7–10 hari pasca pemberian serum antidifteri. Gejala serum sickness adalah demam, ruam kulit, dan urtikaria dalam taraf ringan. Gejala yang berat dapat meliputi artritis, nyeri sendi, limfadenopati, hingga glomerulonefritis dan sindrom Guillain-Barre.
Gejala ringan umumnya tidak membutuhkan terapi dan akan sembuh sendiri. Pada pasien dengan gejala berat, terapi yang dibutuhkan adalah antihistamin, kortikosteroid, atau antiinflamasi non steroid.[1,7]
Interaksi Obat
Penggunaan antihistamin sebelum tes sensitivitas akan mempengaruhi hasil tes. Imunoglobulin mungkin mempengaruhi kemampuan dari serum untuk menginduksi respon imun, sehingga dibutuhkan interval sebelum memberikan keduanya.[1,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani