Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Serum Antidifteri general_alomedika 2023-12-18T14:21:59+07:00 2023-12-18T14:21:59+07:00
Serum Antidifteri
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Serum Antidifteri

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Secara farmakologi, serum antidifteri bekerja dengan menetralkan toksin Corynebacterium diphtheriae sebelum memasuki sel. Serum antidifteri mengandung globulin spesifik yang akan menetralkan efek lokal dan sistemik dari toksin difteri.[1,5]

Farmakodinamik

Serum antidifteri merupakan bentuk dari imunisasi pasif. Serum ini didapatkan melalui hasil hipersensitisasi kuda terhadap toksin difteri. Dalam tubuh, antitoksin akan mengikat eksotoksin difteri yang berada dalam sirkulasi, sedangkan toksin yang sudah masuk ke dalam sel tidak bisa lagi dinetralkan. Oleh karena itu, pemberian serum antidifteri harus dilakukan sesegera mungkin.[1,2]

Sebelum adanya antitoksin, tingkat kematian pada kasus difteri klinis melebihi 50%. Namun, segera setelah antitoksin tersedia, studi menunjukkan penurunan dramatis dalam tingkat kematian pada kelompok pasien yang diobati dengan antitoksin dibandingkan dengan kelompok kontrol atau kelompok yang diobati di rumah sakit yang tidak menggunakan antitoksin.

Dalam satu uji klinis terkendali di mana pasien di rumah sakit dialokasikan untuk pengobatan antitoksin atau tanpa pengobatan antitoksin secara bergantian, tingkat kematian pada pasien yang diobati adalah 3,3% dibandingkan dengan 12,2% pada pasien yang tidak diobati. Penelitian juga menunjukkan bahwa pengobatan yang diberikan secara dini sangat penting, dengan tingkat perlindungan berbanding terbalik dengan durasi penyakit sebelum pemberian antitoksin.

Tingkat kematian meningkat secara progresif berdasarkan interval waktu dari onset penyakit hingga pengobatan, dengan peningkatan dari tingkat kematian 4% pada mereka yang diobati dengan antitoksin dalam 24-48 jam pertama menjadi 16,1% pada mereka yang diobati pada hari ketiga penyakit. Tingkat kematian terus meningkat dengan interval yang lebih lama, mencapai 29,9% pada mereka yang diobati 7 hari atau lebih setelah onset penyakit.[1]

Farmakokinetik

Serum antidifteri bekerja menetralkan toksin difteri di luar sel. Konsentrasi puncak serum dalam 1 jam pasca pemberian adalah 19,48 U/mL dengan waktu paruh diperkirakan 48,9-209,6 jam.[6]

Absorpsi

Data terkait absorpsi serum antidifteri masih terbatas. Obat ini diberikan secara parenteral, subkutan, dan intramuskular. Serum ini bekerja menetralisir toksin yang ada di luar sel.[1]

Distribusi

Rerata konsentrasi puncak equine anti-diphtheria binding antibody pada 1 jam pasca pemberian serum antidifteri adalah 19,48 U/mL dan rerata konsentrasi puncak toxin neutralizing activity pada 1 jam pasca pemberian serum antidifteri adalah 34,55 AU/mL (28,42–38,64).[6]

Metabolisme

Belum ada data mengenai metabolisme serum antidifteri.

Eliminasi

Waktu paruh serum antidifteri diperkirakan antara 48,9-209,6 jam.[6]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani

Referensi

1. Centers for Disease Control and Prevention. Diphtheria Antitoxin (DAT) Protocol. Expanded Access Investigational New Drug (IND) Application Protocol : Use of Diphtheria Antitoxin (DAT) for Possible Diphtheria Cases. Version Number 12.0. 2023. p. 0–18. https://www.cdc.gov/diphtheria/downloads/protocol.pdf
2. Nasional PIO. Antitoksin Difteri. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Badan Pengawas Obat dan Makanan; 2023.
5. MIMS Indonesia. Diphtheria antitoxin_ Indication, Dosage, Side Effect, Precaution. 2023. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diphtheria antitoxin?mtype=generic
6. Smith HL, Saia G, Lobikin M, Tiwari T, Cheng SC, Molrine DC. Characterization of serum anti-diphtheria antibody activity following administration of equine anti-toxin for suspected diphtheria. Hum Vaccines Immunother. 2017;13(11):2738–41.

Pendahuluan Serum Antidifteri
Formulasi Serum Antidifteri

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Tenggorokan
    Red Flag Nyeri Tenggorokan
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 13 September 2021, 12:17
Pasien wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir
Oleh: dr. Nurul Falah
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, seorang wanita usia 17 tahun mengeluhkan nyeri dan gatal tenggorokan sejak 3 hari terakhir, terasa nyeri juga saat menelan...
dr. Alya Hananti
Dibalas 27 November 2019, 14:11
Efek dari imunisasi tetanus dan difteri yang diberikan dengan selang waktu hanya 1 tahun
Oleh: dr. Alya Hananti
9 Balasan
Alo, Dok. Izin bertanya, saya mendapatkan user yg anaknya diberikan booster imunisasi tetanus dan difteri terlalu dekat, yaitu saat TK dan kelas 1 SD, jadi...
dr. Riko Saputra
Dibalas 13 Agustus 2019, 14:40
Penanganan kontak erat difteri
Oleh: dr. Riko Saputra
4 Balasan
Alodokter, ijin bertanya jika kita menemui pasien difteri maka apa saja yang perlu kita minum sebagai profilaksis?? Apakah ckup dengan antibiotik seperti...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.