Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Panik
Edukasi dan promosi kesehatan pada gangguan panik sebaiknya diawali dengan edukasi bahwa kondisi yang dialami pasien tidak membahayakan secara fisik. Edukasi sebaiknya diberikan kepada pasien dan keluarganya. Gangguan panik bisa disembuhkan dengan manajemen yang baik dan kepatuhan pasien terhadap terapi yang diberikan.[1]
Pasien juga perlu mendapatkan edukasi bahwa tujuan terapi yang diberikan bukanlah untuk menghilangkan semua kecemasan, tapi membantu pasien untuk mengatasinya.[4]
Edukasi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarganya perlu mendapatkan edukasi yang lengkap mengenai definisi gangguan panik, penegakan diagnosis, terapi dan prognosis gangguan ini.
Pasien dan keluarga perlu mendapatkan pengertian bahwa gejala-gejala yang dialami oleh pasien tidak mengancam nyawa sehingga tidak diperlukan pemeriksaan atau tindakan medis yang agresif. Keluarga perlu memahami bahwa mendengarkan keluhan pasien dengan empati merupakan salah satu kunci untuk membantu pasien.
Pasien juga perlu mendapatkan edukasi mengenai terapi yang didapatkan, khususnya mengenai penggunaan benzodiazepine karena adanya potensi adiksi.[1]
Baik pasien maupun keluarganya perlu mengetahui apa yang harus dilakukan ketika terjadi serangan panik. Rekomendasi kepada pasien mencakup:
- Pasien sebaiknya tidak mencoba melawan serangan panik
- Bila memungkinkan, sebaiknya pasien tetap berada di tempatnya saat serangan terjadi
- Bernafas secara pelan dan dalam
- Tekankan dalam pikiran bahwa serangan panik pasti akan berlalu dan tidak mengancam nyawa
- Pusatkan perhatian pada hal-hal positif, damai, dan santai[13,14]
Komunitas Self Help
Di Indonesia, tidak ada self help group atau komunitas orang-orang dengan gangguan panik. Namun ada yayasan Anxiety Care Indonesia, yang merupakan komunitas gangguan cemas secara umum.
Yayasan ini bisa dijadikan rujukan untuk menemukan komunitas gangguan-gangguan cemas spesifik dan bisa ditinjau melalui website.
Upaya Pencegahan
Pencegahan bisa dilakukan dengan membantu pasien untuk mengenali pemicu gejala-gejala yang dialami dan menghindarinya. Keluarga juga harus bisa membantu mengoreksi pikiran-pikiran cemas dan panikĀ pasien dan membantu untuk mengatasinya.[1]
Pola hidup yang sehat dan manajemen stress yang baik dapat membantu mencegah relaps dan rekurensi gangguan panik, misalnya:
- Membaca buku self help atau mencoba sejumlah aplikasi yang ada dan bisa digunakan untuk mengatasi gangguan panik
- Mencoba terapi komplementer seperti pijat, aromaterapi, atau aktivitas relaksasi seperti yoga dan pilates
- Belajar teknik pernafasan
- Melakukan olahraga secara teratur untuk mengurangi stress dan ketegangan, setidaknya selama 30 menit 5 hari seminggu
- Hindari minuman yang mengandung gula, kafein, alcohol, dan sebaiknya berhenti merokok. Semua hal ini bisa memperburuk serangan panik.
- Tidur dan istirahat yang cukup. Sebaiknya tidur selama setidaknya 7-8 jam dalam semalam [3,13,14]