Prognosis Gangguan Panik
Prognosis gangguan panik tergantung pada ada tidak gangguan komorbid, baik gangguan fisik maupun mental. Relaps sering terjadi dikarenakan masalah kepatuhan minum obat. Jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, gangguan ini seringkali berlanjut menjadi gangguan kronis dan menimbulkan disabilitas.[4]
Komplikasi
Gangguan panik sering muncul bersama dengan gangguan obsesif kompulsif atau fobia sosial. Prevalensi gangguan kardiovaskular, respiratori, gastrointestinal, dan gangguan medis lain relatif lebih tinggi pada pasien dengan gangguan panik dibandingkan populasi umum.[1]
Gangguan panik juga berhubungan dengan risiko bunuh diri yang lebih tinggi. Gangguan ini juga berhubungan dengan penurunan kualitas hidup karena gangguan dalam fungsi sehari-hari. Komorbiditas dengan depresi mencapai 33%-85%, terutama pada pasien-pasien gangguan panik dengan agoraphobia.[1,4]
Prognosis
Sebagian besar pasien dengan gangguan panik mengalami rekurensi setelah sempat mengalami perbaikan. Rekurensi atau relaps seringkali dipicu oleh ketidakpatuhan dalam terapi. Hanya sekitar 60% pasien yang bisa mencapai remisi dalam 6 bulan. Prognosis yang buruk berhubungan dengan adanya penyakit kronis, sensitivitas interpersonal, status lajang, duda atau janda, sosial ekonomi yang rendah, dan tinggal sendirian.[1]