Epidemiologi Gangguan Panik
Epidemiologi gangguan panik menunjukkan bahwa gangguan ini adalah gangguan cemas yang mempunyai prevalensi relatif tinggi. Gangguan panik lebih banyak dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Onset gangguan ini paling tinggi pada masa remaja dan dewasa muda, serta jarang ditemukan pada anak-anak dibawah 14 tahun.[1]
Global
Prevalensi gangguan panik pada populasi remaja dan dewasa adalah 2%-3%. Namun pada penelitian lain yang menyebutkan angka prevalensi gangguan panik sebesar 8%-28%. Prevalensi pada anak dibawah usia 14 tahun adalah <0.14%. Prevalensi gangguan panik juga menurun pada lansia (usia di atas 64 tahun) menjadi 0.7%. Median usia onset gangguan panik adalah 20-24 tahun.[2,4]
Indonesia
Belum ada penelitian mengenai epidemiologi pasti gangguan panik di Indonesia. Namun hasil survey Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 6% penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukkan oleh gejala-gejala kecemasan dan depresi. Meskipun data ini tidak merujuk secara spesifik ke gangguan panik, namun gangguan panik adalah salah satu bentuk gangguan cemas.[7]