Prognosis Antiphospholipid Syndrome
Prognosis antiphospholipid syndrome (APS) atau hughes syndrome berdasarkan 5 years survival rate sebanyak sekitar 17% dari 1000 pasien mengalami kejadian trombosis. Trombosis yang dilaporkan berkaitan dengan stroke, transient ischaemic attack (TIA), deep vein thrombosis (DVT), dan emboli paru. Kematian ditemukan pada 9% dari 1000 pasien APS. Sedangkan pada catastrophic APS (CAPS), 5 dari 9 pasien meninggal.[16]
Komplikasi
Komplikasi dari trombosis pada pasien APS melingkupi berbagai organ dan manifestasi penyakit, seperti trombosis vena dalam, emboli paru, penyakit jantung koroner, stroke maupun TIA, dan penyakit arteri perifer.[5]
Komplikasi APS dalam kehamilan terutama terkait morbiditas janin. Komplikasi pada janin terjadi secara langsung dengan menyebabkan kematian janin dan abortus rekuren, maupun tidak langsung lewat preeklampsia dan insufisiensi plasenta.[5]
Prognosis
Prognosis APS berkaitan dengan rekurensi trombosis pascaterapi antikoagulan jangka pendek masih cukup tinggi, yaitu 19%–29%. Dari 1000 pasien APS, sebanyak 9% meninggal karena komplikasi trombosis dan infeksi pada follow up 10 tahun, serta 16% berhasil hamil dan 73% ibu hamil dapat melahirkan bayi hidup. Sekitar 17% mengalami trombosis dalam 5 tahun.[5,6,16]
Tata laksana yang adekuat pada pasien hamil dapat memberikan luaran yang baik pada 70–85% kasus. Akan tetapi, sekitar 22% pasien tidak berespon dengan terapi standar adekuat tersebut sehingga masih berisiko abortus rekuren dan kematian janin intrauterin. Pasien hamil dengan peningkatan titer aCL dan anti-ß2GPI memiliki risiko kematian janin antara 3–5 kali lipat dibanding populasi normal.[5,6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli