Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Graft Versus Host Disease general_alomedika 2022-08-15T10:41:46+07:00 2022-08-15T10:41:46+07:00
Graft Versus Host Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Graft Versus Host Disease

Oleh :
dr. Mia Amelia Mutiara Salikim
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan graft versus host disease atau GVHD yang utama adalah mengenai pentingnya pencegahan dan kepatuhan regimen profilaksis yang dianjurkan. Sampaikan pada pasien konsekuensi yang mungkin muncul akibat GVHD, termasuk pengobatan imunosupresan jangka panjang dan juga peningkatan mortalitas.

Edukasi Pasien

Pasien perlu dijelaskan bahwa GVHD merupakan sebuah komplikasi dari tindakan transplantasi, seperti transplantasi sumsum tulang dan transplantasi hati, yang dapat terjadi dalam waktu kurang dari 100 hari atau dalam hitungan bulan dan tahun pasca prosedur. Pasien yang menjalani transplantasi perlu diedukasi bahwa prognosis dari GVHD bergantung pada diagnosis dan tata laksana awal yang tepat, sehingga adanya gejala pada kulit, saluran cerna, hepar, serta membran mukosa harus segera diperiksakan ke layanan kesehatan.[1]

Sampaikan pada pasien bahwa GVHD dapat menyebabkan gangguan fisik, penurunan kapasitas fungsional, fatigue, gangguan tidur, sindrom nyeri, disfungsi seksual, dan gangguan psikologi seperti depresi dan kecemasan. Terapi GVHD juga memakan waktu yang lama, sehingga kepatuhan terapi beserta dukungan orang terdekat akan sangat penting.[23]

Edukasi Perawatan dalam Keseharian

Sampaikan pada pasien bahwa terbakar sinar matahari dapat menyebabkan eksaserbasi reaksi GVHD. Perlindungan terhadap sinar matahari diperlukan, misalnya dengan menghindari paparan sinar matahari berlebihan, menggunakan tabir surya, penutup kepala pelindung sinar matahari, dan pakaian yangs esuai.

Pada pasien dengan lesi kulit, sampaikan bahwa perawatan kulit dapat mencegah kerusakan kulit lebih lanjut. Sarankan pasien menggunakan losion pelembap.

Rekomendasikan pasien untuk berolahraga secara teratur. Hal ini dapat bermanfaat untuk mempertahankan tonus dan massa otot, serta menghindari osteoporosis yang merupakan salah satu komplikasi potensial dari penggunaan steroid jangka panjang.

Sampaikan pada pasien bahwa terapi imunosupresi membuat pasien lebih rentan terkena infeksi. Sarankan agar pasien menghindari paparan patogen infeksi yang tidak perlu. Contohnya adalah menghirup spora jamur dari tanah saat berkebun atau bekerja di pertanian, maupun bekerja dengan kotoran hewan.[5]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pencegahan GVHD dilakukan dengan pemberian obat imunosupresan pada pasien yang menjalani tindakan yang berisiko menimbulkan GVHD, seperti transplantasi sumsum tulang atau hati. Obat yang umum digunakan adalah siklosporin jangka panjang yang dikombinasikan dengan methotrexate jangka pendek, dengan atau tanpa prednison.

Pendekatan lain pada pencegahan GVHD adalah manipulasi dari inokulum saat prosedur. Jika sumsum tulang atau mobilisasi darah perifer digunakan sebagai sumber sel punca hematopoetik, maka dapat dilakukan upaya menurunkan jumlah sel T pada inokulum.

Pemilihan donor juga perlu diperhatikan. Sebisa mungkin untuk mencari donor yang masih ada hubungan keluarga atau memiliki kecocokan HLA untuk menurunkan risiko GVHD.[5,8]

Referensi

1. Ramachandran V, Kolli SS, Strowd LC. Review of Graft-Versus-Host Disease. Dermatol. Clin. 2019;37:569–82.
5. Mandanas RA. Graft versus host disease. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/429037-overview#a1
8. Moreno DF, Cid J. Graft-versus-host disease. Med. Clínica Engl. Ed. 2019;152:22–8.
23. Wenzel F, Pralong A, Holtick U, Scheid C, Herling M, Simon ST. Burden and Needs of Patients with Severe GvHD from the Supportive and Palliative Care Perspective—A Literature Review. Cancers 2021;13:2697.

Prognosis Graft Versus Host Disease

Artikel Terkait

  • Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
    Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
  • Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
    Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
  • Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah
    Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah
  • Efek Penggunaan Tabung Sampel Darah yang Lebih Kecil Terhadap Kebutuhan Transfusi pada Pasien ICU – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Penggunaan Tabung Sampel Darah yang Lebih Kecil Terhadap Kebutuhan Transfusi pada Pasien ICU – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 23 November 2024, 04:36
Syarat tekanan darah pada pasien dengan CKD untuk dilakukan transfusi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok mohon share ilmunya, saya sering mendapatkan pasien di IGD dengan CKD Anemia pro trabsfusi sekian kolf, terkadang ada yang diberi premed ada yg tidak,...
Anonymous
Dibalas 01 Oktober 2024, 08:50
Pemberian ca gluconas pada pasien transfusi PRC masif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya dan mohon koreksi, saya dulu pernah diajari ketika iship oleh dokter IGD kalau transfusi PRC hanya boleh dilakukan maks 4...
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 04 Juli 2024, 08:55
Mengapa Donor Darah Rutin Penting? Temukan Manfaatnya!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
1 Balasan
🩺 Pentingnya Donor Darah Secara Rutin: Manfaat dan KeamanannyaMenurut pernyataan dari American Red Cross, proses mendonorkan darah adalah aman dan bermanfaat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.