Pendahuluan Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis adalah protrusi isi kavum abdomen atau lemak preperitoneal melalui defek hernia melewati dinding abdomen pada area umbilikal. Hernia umbilikalis terjadi akibat kerusakan dinding abdomen dan didefinisikan oleh The European Hernia Society sebagai hernia yang terletak pada garis tengah/midline abdomen pada area 3 cm di atas sampai 3 cm di bawah umbilikus. Hernia umbilikalis merupakan salah satu tanda yang didapatkan pada neonatus yang mengalami Down syndrome.[1,2]
Hernia umbilikalis dapat dialami anak-anak maupun dewasa. Pada anak, hernia umbilikalis bersifat kongenital sementara pada dewasa, hernia muncul akibat kelemahan otot-otot dinding abdomen dan lebih sering terjadi pada wanita.[2]
Gejala bervariasi pada pasien sesuai dengan karakteristik hernia umbilikalis. Seperti pada hernia inguinalis, pasien yang mengalami hernia umbilikalis reponibel dan ireponibel, umumnya bersifat asimtomatik. Walau demikian, penampakan secara klinis berupa benjolan yang muncul di sekitar umbilikus yang sangat jelas dapat membuat pasien merasa tidak nyaman, terutama dari segi kosmetik.
Bila terjadi inkarserasi atau strangulasi pada hernia, akan timbul gejala seperti nyeri pada benjolan, perubahan warna pada benjolan menjadi kemerahan, hingga bengkak, mual dan muntah.[2]
Pada anak dengan hernia umbilikalis kongenital yang tidak bergejala, pembedahan dapat ditunda hingga usia 4-5 tahun karena defek umumnya akan menutup dengan sendirinya dalam waktu 2 tahun. Tata laksana pada hernia umbilikalis harus dilakukan pada orang dewasa, anak dengan diameter defek 1,5 cm tidak bergejala, dan kasus inkarserasi, dan strangulasi.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja