Penatalaksanaan Hernia Umbilikalis
Penatalaksanaan pada hernia umbilikalis berbeda pada kasus anak dan dewasa. Hernia umbilikalis pada anak dapat ditunda karena defek dapat menutup secara spontan dalam 2 tahun pada mayoritas kasus.[3,6]
Pembedahan dapat ditunda hingga anak berusia 4-5 tahun untuk kasus hernia umbilikalis asimtomatik, kecuali terdapat inkarserasi, stranglasi, ruptur, atau anak usia 2 tahun dengan diameter defek 1,5 cm. Sementara hernia umbilikalis pada dewasa harus ditata laksana karena risiko komplikasi yang tinggi.[3,6]
Pembedahan
Tata laksana pembedahan pada hernia umbilikalis baik akuisata maupun kongenital harus sesuai dengan indikasi. Indikasi operasi pada hernia umbilikalis yakni sebagai berikut:
- Pasien dewasa
- Ukuran hernia lebih dari 1,5 cm pada anak usia 2 tahun
- Defek hernia umbilikalis tidak menghilang setelah anak berusia 4-5 tahun
- Muncul tanda-tanda inkarserata atau strangulata seperti nyeri, mual, muntah, gangguan pasase usus
Sebelum membahas mengenai kedua teknik pendekatan, perlu dikenal mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam tindakan pembedahan hernia, yakni herniotomi, herniorrhaphy, dan hernioplasti. Herniotomi adalah eksisi dari kantong hernia, herniorafi adalah perbaikan dan penutupan dari defek dengan bantuan jaringan sekitar untuk mengembalikan defek menjadi anatomi normal, dan hernioplasti yakni memasukkan material tambahan seperti mesh prostetik.[17]
Tata laksana pembedahan terbagi menjadi dua teknik pendekatan, yakni teknik pendekatan terbuka dan teknik pendekatan laparoskopik.
Teknik Pendekatan Terbuka
Teknik pendekatan terbuka adalah sebagai berikut :
- Lakukan insisi curvilinear pada kulit di sekitar hernia umbilikus
- Pisahkan isi hernia (usus, omentum atau kolon) dari kulit dan fasia yang berada di sekitarnya
- Masukkan kembali isi hernia melalui otot atau defek yang terbuka
- Perbaiki defek pada dinding abdomen dengan jahitan menggunakan benang jahit absorbable dengan teknik interrupted
Pada kasus-kasus hernia dengan ukuran yang lebih dari 4 cm, mesh prostetik ditambahkan untuk mencegah terjadinya rekurensi.[19,20]
Teknik Pendekatan Laparoskopik
Teknik pendekatan laparoskopik dengan cara membuat insisi kecil sebanyak 3 hingga 4 buah pada lokasi yang berbeda di regio abdomen, lalu isi rongga abdomen dengan gas karbon dioksida agar mengembang. Kemudian, instrumen khusus laparoskopik dimasukkan melalui insisi-insisi kecil tersebut untuk memperbaiki defek hernia. Mesh prostetik dapat dipasang pada kasus hernia berukuran besar.
Teknik laparoskopik lebih disarankan dibanding teknik pendekatan secara terbuka karena menurunkan angka terjadinya komplikasi terutama infeksi luka operasi, durasi atau lamanya rawat inap, serta menurunkan angka kejadian rekurensi.[21]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja