Edukasi dan Promosi Kesehatan Hernia Umbilikalis
Edukasi dan promosi kesehatan penting dilakukan agar pasien dan keluarga mengerti mengenai perjalanan penyakit hernia umbilikalis, mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan tindakan pembedahan, serta komplikasi yang dapat terjadi apabila hernia umbilikalis dibiarkan atau tidak dikoreksi.
Edukasi Pasien
Dokter perlu memberikan edukasi bahwa defek hernia umbilikalis pada anak-anak dapat menutup secara spontan atau menghilang seiring dengan bertambahnya usia anak. Oleh karena itu pembedahan dapat ditunda hingga anak berusia 5 tahun.
Orang tua juga perlu diberitahu tanda dan gejala yang perlu diwaspadai pada anak dengan hernia umbilikalis yang sebelumnya tidak mengalami gejala. Pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan, bila terdapat tanda dan gejala di bawah ini:
- Anak rewel atau tampak kesakitan
- Benjolan membesar, menjadi nyeri, berubah warna menjadi kemerahan, atau membengkak
- Terdapat keluhan mual muntah[2,4]
Pada kasus hernia umbilikalis dewasa, pasien diedukasi akan perlunya koreksi atau tata laksana pembedahan karena tingginya angka kejadian komplikasi pada orang dewasa.
Selain itu, hernia yang sudah dikoreksi melalui teknik pembedahan dapat mengalami rekurensi. Risiko rekurensi ini perlu dijelaskan kepada pasien beserta dengan faktor-faktor yang meningkatkan risiko rekurensi.
Poin edukasi lainnya adalah mengenai tradisi yang tidak sesuai secara medis, misalnya meletakkan uang koin pada umbilikus anak dengan harapan dapat mengurangi ukuran hernia. Hal ini justru berpotensi menyebabkan infeksi dan iritasi kulit.[4,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit lebih diutamakan pada kasus hernia umbilikalis pada orang dewasa. Pasien-pasien yang telah menjalani operasi harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan tekanan intraabdomen seperti mengangkat benda berat terutama 2-4 minggu setelah operasi. Pasien obesitas harus mengurangi berat badan dan pasien dengan asites harus diterapi agar dapat mencegah terjadinya rekurensi.[2,3]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja