Patofisiologi Hirschsprung Disease
Dasar patofisiologi Hirschsprung disease atau megakolon kongenital adalah keadaan aganglionik pada intestinal, terutama bagian distal. Usus yang aganglionik akan mengalami peningkatan tonus, menyebabkan terjadinya obstruksi usus. Usus bagian proksimal akan mengalami dilatasi sekunder, sebab terjadi gangguan relaksasi.
Motilitas Usus Normal
Fungsi normal usus banyak diatur oleh persarafan pada dinding usus yang disebut enteric nervous system (ENS). Sinyal dari ENS memengaruhi aktivitas sel interstisial Cajal dan otot polos untuk menghasilkan gerakan kontraksi dan relaksasi di sepanjang usus.
ENS tidak berfungsi pada penderita Hirschsprung disease. Hal ini mengakibatkan aktivitas sistem kolinergik dan adrenergik meningkat 2–3 kali lipat dibandingkan usus normal. Efek eksitasi dari sistem kolinergik lebih dominan daripada efek relaksasi dari sistem adrenergik, sehingga terjadi peningkatan tonus otot polos, tanpa relaksasi. Fenomena ini menyebabkan ketidakseimbangan tonus otot, gerakan peristaltik yang tidak terkontrol, dan obstruksi usus fungsional.[3,7]
Disfungsi Motilitas Usus
Pada Hirschsprung disease, terdapat bagian usus yang tidak memiliki persarafan, atau disebut juga aganglionik. Bagian usus yang paling sering terkena adalah kolon bagian distal, terutama segmen rektosigmoid.[3,7]
Gejala pada penderita Hirschsprung disease muncul karena tidak terjadinya gerakan peristaltik. Bagian usus aganglionik akan berkontraksi secara terus-menerus, yang menyebabkan pasase tinja dan udara sulit terjadi. Akibatnya, muncul konstipasi kronis, distensi abdomen, gagal tumbuh yang berhubungan dengan menurunnya asupan makanan, serta muntah bilier.[3,7]
Mekanisme disfungsi motilitas usus pada Hirschsprung disease masih belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa hipotesis yang mendasarinya, yaitu terjadinya gangguan pada inervasi nitrergik, sel interstisial Cajal, sel enteroendokrin, sel otot polos, serta pada matriks ekstraseluler.[2,8]
Inervasi Nitrergik
Nitrit oksida (NO) merupakan hasil sintesis dari reaksi yang melibatkan enzim nitrit oksida sintase (NOS). NO merupakan neurotransmitter yang berfungsi untuk merelaksasi otot polos. Kadar NOS pada penderita Hirschsprung disease ditemukan lebih rendah dibandingkan normal, sehingga menyebabkan penurunan relaksasi, yang berdampak pada gangguan peristaltik usus.[2,8]
Sel Interstitial Cajal
Sel interstitial Cajal adalah pemacu aliran listrik pada usus yang berfungsi mengatur pergerakan atau motilitas usus. Sel ini tersebar di seluruh bagian usus dan terletak pada bagian submukosa serta lapisan otot. Meskipun distribusi sel ditemukan normal pada penderita Hirschsprung disease, tetapi terdapat gangguan fungsi.[2,8]
Sel Enteroendokrin
Sel enteroendokrin berperan dalam kontraksi dinding usus dengan bantuan dari zat 5-hidroksitriptamin. Jenis sel ini mengalami peningkatan pada area aganglionik penderita Hirschsprung disease dibandingkan dengan usus normal.[2,8]
Sel Otot Polos
Terdapat defisiensi beberapa zat yang normalnya ada dalam sel otot polos usus normal, seperti sitoskeleton dan NCAM yang penting untuk mempertahankan dan berperan dalam perkembangan sistem saraf usus.[2,8]
Matriks Ekstraseluler
Zona aganglionik pada usus penderita Hirschsprung disease memiliki kadar laminin, kolagen tipe IV, glikosaminoglikan, dan proteoglikan lebih tinggi dibandingkan dengan area ganglionik yang normal. Hal ini diduga berperan dalam perkembangan penyakit.[2,8]
Hirschsprung Disease Segmen Pendek dan Segmen Panjang
Pada mayoritas kasus, yaitu sekitar 80%, Hirschsprung disease akan terbatas pada kolon rektosigmoid. Keadaan ini dikenal dengan Hirschsprung disease segmen pendek, yaitu yang mengenai 10% terakhir dari seluruh panjang usus. Namun, pada 15–20% pasien, keadaan aganglionik dapat ditemukan juga di proksimal kolon sigmoid, atau dikenal dengan Hirschsprung disease segmen panjang. Aganglionik kolon total terjadi pada 3–7% pasien.[4,7]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra