Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Hirschsprung Disease general_alomedika 2022-09-16T08:35:38+07:00 2022-09-16T08:35:38+07:00
Hirschsprung Disease
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Hirschsprung Disease

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Hirschsprung disease atau megakolon kongenital adalah kelainan kongenital pada saluran gastrointestinal, yang ditandai dengan hilangnya sel ganglion atau aganglionik di usus bagian distal. Pada sekitar 80% kasus, aganglionik terbatas pada kolon rektosigmoid. Hirschsprung disease terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran hidup, dan bayi laki-laki lebih berisiko 4 kali lipat untuk terkena penyakit ini, dibanding perempuan.[1–3]

Kondisi aganglionik usus disebabkan oleh adanya gangguan migrasi dan diferensiasi sel krista neuron pada enteric nervous system (ENS). Faktor genetik, seperti mutasi gen RET, GDNF, dan GFRα1, turun berperan dalam terjadinya Hirschsprung disease. Penyakit ini kadang terjadi bersamaan dengan kelainan genetik lain, misalnya Sindrom Down.[4,5]

hirschprung

Hirschsprung disease dapat dicurigai pada bayi dengan keluhan gangguan motilitas usus, yang ditandai kegagalan pasase mekonium dalam 48 jam pertama kehidupan, konstipasi, muntah bilier, distensi abdomen, atau diare. Pada anak yang lebih besar, gangguan ini dapat menyebabkan enkopresis dan gangguan pertumbuhan.[3,4]

Biopsi rektal merupakan baku emas diagnosis Hirschsprung disease, karena dapat menunjukkan area hipoganglionik atau aganglionik pada usus. Pemeriksaan lain, seperti foto polos abdomen, manometri anorektal dan barium enema juga dapat membantu untuk membedakan dengan diagnosis banding, misalnya atresia kolon.[1-3]

Tata laksana definitif Hirschsprung disease adalah dengan operasi untuk melakukan reseksi segmen aganglionik. Sebelum operasi, sebaiknya dilakukan irigasi usus 1–3 kali/hari dengan cairan salin normal, agar terjadi dekompresi usus. Pemberian antibiotik, seperti metronidazole, juga disarankan untuk mencegah infeksi luka postoperatif. Biasanya, pasien dapat mulai diberikan nutrisi enteral 24–48 jam postoperatif.[4,6]

Secara umum, prognosis Hirschsprung disease cukup baik, terutama jika diagnosis dilakukan secara dini, dan diberikan tata laksana yang tepat. Namun, prognosis dapat menjadi kurang baik apabila timbul komplikasi, misalnya enterokolitis atau perforasi usus. Prognosis yang lebih buruk juga ditemukan pada pasien Hirschsprung disease dengan segmen aganglionik yang lebih panjang.[3]

Edukasi pada pasien Hirschsprung disease terutama berkaitan dengan pola defekasi (bowel habit) postoperatif. Pola defekasi yang normal mungkin baru dapat dicapai dalam hitungan tahun, sehingga pasien perlu melakukan toilet training, terutama jika memasuki usia sekolah. Untuk memelihara fungsi usus, pasien sebaiknya mengonsumsi diet yang kaya akan serat pangan.[3,4]

Upaya pencegahan dilakukan dengan memastikan ibu yang akan hamil tidak defisiensi mikronutrien, misalnya vitamin A atau asam folat, serta menghindari penggunaan obat-obatan yang dapat mengganggu migrasi ENS selama kehamilan, misalnya mycophenolate dan ibuprofen. Selain itu, pasien yang merencanakan kehamilan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Ralls MW, Coran AG, Teitelbaum DH, Destro F, Lima M. Hirschsprung’s Disease. Pediatric Digestive Surgery, 2016. 297–310. doi:10.1007/978-3-319-40525-4_22
2. Puri P, Friedmacher F. Hirschsprung’s Disease. Rickham’s Neonatal Surgery, 2018. 809–828. doi:10.1007/978-1-4471-4721-3_40
3. Wagner J. Hirschsprung disease: Background, Pathophysiology, Epidemiology Medscape. 2021.https://emedicine.medscape.com/article/178493-overview#a6
4. Lotfollahzadeh S, Taherian M, Anand S. Hirschsprung Disease. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562142/
5. Klein M, Varga I. Hirschsprung's Disease-Recent Understanding of Embryonic Aspects, Etiopathogenesis and Future Treatment Avenues. Medicina (Kaunas). 2020 Nov 13;56(11):611. doi: 10.3390/medicina56110611.
6. Kyrklund K, Sloots CEJ, de Blaauw I, et al. ERNICA guidelines for the management of rectosigmoid Hirschsprung's disease. Orphanet J Rare Dis. 2020 Jun 25;15(1):164. doi: 10.1186/s13023-020-01362-3.
7. Heuckeroth RO. Hirschsprung disease - integrating basic science and clinical medicine to improve outcomes. Nat Rev Gastroenterol Hepatol. 2018 Mar;15(3):152-167. doi: 10.1038/nrgastro.2017.149.

Patofisiologi Hirschsprung Disease

Artikel Terkait

  • Red Flag Muntah pada Neonatus
    Red Flag Muntah pada Neonatus
  • Video Alomedika - Tanda Bahaya Muntah pada Neonatus
    Video Alomedika - Tanda Bahaya Muntah pada Neonatus
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2024, 13:38
Penanganan neonatus belum BAB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya dok, untuk bayi yang baru lahir saya setahu saya masih normal jika belum BAB hingga 48 jam pertama setelah lahir. Jika sudah lewat...
dr. Nurul Falah
Dibalas 07 November 2019, 16:47
Tidak keluarnya mekonium pada bayi yang baru lahir 36 jam
Oleh: dr. Nurul Falah
4 Balasan
Alodok, izin bertanya. Ada user mengeluhkan bayinya yang baru lahir 36 jam belum keluar mekonium sama sekali, lahir UK 37 minggu dengan berat 2,4 kg, lahir...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.