Epidemiologi Ileus Obstruktif
Menurut data epidemiologi, kejadian ileus obstruktif di negara berkembang lebih sering disebabkan oleh hernia, yaitu mencakup 30–40% kasus. Hal ini berbeda dengan ileus obstruktif di negara maju yang lebih sering disebabkan oleh adhesi usus. Namun, data juga menunjukkan bahwa tren di negara berkembang mulai bergeser ke ileus obstruktif akibat adhesi usus karena semakin meningkatnya jumlah tindakan laparotomi.[3,6]
Global
Di Amerika Serikat, sebanyak 15 dari 100 kasus nyeri perut disebabkan oleh sumbatan usus halus. Dalam setahun, terdapat 300.000 kasus obstruksi usus halus. Sekitar 40% pasien obstruksi usus halus mengalami sumbatan strangulata.[3,7]
Di Ethiopia, prevalensi sumbatan usus berkisar antara 18,6–50,7% pada pasien dengan akut abdomen. Namun, hanya sekitar 4,3–34,6% pasien yang mengalami kondisi ini dapat menjalani operasi. Suatu studi di Turki yang melibatkan 17.601 pasien selama 10 tahun melaporkan bahwa sekitar 534 (3%) didiagnosis mengalami ileus. Dari angka ini, sebanyak 253 (47,4%) menjalani operasi.[7,8]
Di Cina, insiden obstruksi usus dilaporkan meningkat dalam 30 tahun terakhir meskipun peningkatan ini tidak signifikan. Insiden pada anak usia 10–14 tahun merupakan yang terendah, diikuti oleh kelompok usia 1–4 tahun. Insiden dilaporkan meningkat pada populasi lansia. Populasi lansia cenderung memiliki lebih banyak faktor risiko, seperti kanker kolon dan hernia.[3,6,9]
Indonesia
Saat ini belum ada data epidemiologi ileus obstruktif di Indonesia.[10]
Mortalitas
Angka mortalitas ileus obstruktif belum diketahui secara pasti karena luasnya etiologi. Namun, ileus obstruktif yang tidak ditangani dengan tepat dan dibiarkan berlanjut dapat menyebabkan komplikasi fatal seperti nekrosis usus, perforasi, peritonitis, syok sepsis, hingga kematian.[3-5]
Suatu studi di Turki selama 10 tahun melaporkan bahwa pada populasi yang berusia >65 tahun, mortalitas akibat ileus obstruktif lebih tinggi pada wanita daripada pria. Akan tetapi, perbedaan mortalitas ini tidak signifikan pada kelompok usia <65 tahun.[7]
Penulisan pertama oleh: dr. Amelia Febrina