Prognosis Ileus Obstruktif
Prognosis ileus obstruktif tergantung pada kecepatan tata laksana, di mana kasus yang terlambat ditangani dapat mengalami komplikasi seperti nekrosis usus, perforasi usus, peritonitis, dan syok sepsis, yang tentunya memiliki prognosis cenderung buruk. Akan tetapi, ileus obstruktif yang ditangani dengan cepat dilaporkan memiliki prognosis baik.
Komplikasi
Komplikasi ileus obstruktif dapat berupa perforasi. Adanya peningkatan tekanan dapat menyebabkan iskemia pada dinding usus, yang dapat menyebabkan perforasi intestinal dan menyebabkan peritonitis. Pasien juga mungkin mengalami abses intraabdomen, syok sepsis, kegagalan organ lain, dan bahkan kematian.[1-3]
Kehilangan cairan dari ruang intravaskular ke dalam usus dan adanya gejala mual serta muntah yang berat juga dapat memperparah kondisi hemodinamik pasien, yaitu dengan menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit.[1-3]
Prognosis
Mortalitas dapat meningkat hingga 100% bila usus yang mengalami strangulasi tidak ditangani. Namun, angka ini menurun tajam hingga <10% bila operasi dilakukan dalam waktu 24–48 jam. Faktor-faktor yang dapat memperburuk prognosis adalah usia lanjut, komorbiditas, dan terapi yang tertunda. Saat ini, mortalitas obstruksi usus secara umum adalah sekitar 5–8%.[1]
Manajemen nonbedah dilaporkan berhasil pada 65–81% kasus obstruksi parsial tanpa peritonitis. Namun, penanganan nonbedah pada kasus ileus obstruktif memiliki tingkat rekurensi yang lebih tinggi daripada penanganan bedah.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Amelia Febrina