Edukasi dan Promosi Kesehatan Ileus Paralitik
Edukasi dan promosi kesehatan ileus paralitik terutama ditujukan pada pasien yang akan menjalani operasi. Upaya pencegahan penyakit dilakukan dengan mobilisasi, protokol Enhanced Recovery After Surgery (ERAS), penggunaan anti nyeri, pengawasan intake oral.
Edukasi Pasien
Pasien perlu diedukasi bahwa ileus paralitik paling sering terjadi pada tindakan operasi. Namun, terdapat ileus fisiologis pasca operasi sehingga pasien perlu diedukasi bahwa ileus paralitik pasca operasi baru terjadi apabila terdapat tanda gangguan motilitas usus 3-5 hari pasca operasi tanpa adanya obstruksi atau komplikasi operasi lain yang ditemukan. Namun, pasien dan keluarga perlu juga diberitahu bahwa umumnya resolusi ileus dapat terjadi dalam 1-3 hari.
Selain itu, ileus paralitik juga dapat terjadi konsumsi obat-obatan seperti clozapine, polifarmasi antipsikotik seperti risperidone, olanzapine, asam valproat, lithium, dan haloperidol. Oleh karena itu, pada pasien yang mengonsumsi obat-obat tersebut, sangat penting untuk mengkomunikasikan penggunaannya untuk mencegah terjadinya polifarmasi.[1,2,9-12]
Gangguan metabolik seperti hipokalemia, uremia, atau diabetes melitus juga dapat menyebabkan ileus paralitik. Oleh karena itu, kontrol penyakit komorbid sangat penting.[1,2,9-12]
Tanda-tanda yang dapat dikenali baik pasien atau keluarga yang mengarah ke ileus paralitik adalah nyeri abdomen, perut membesar, rasa begah, kembung dan/atau mual. Pasien juga dapat mengeluhkan sulit buang air besar atau flatus.[2-4]
Pasien dan keluarga juga diedukasi bahwa gangguan motilitas usus dalam ileus paralitik ini berhubungan dengan derajat keparahan penyakit dan peningkatan mortalitas. Semakin berat penyakit, misalnya hingga memerlukan perawatan intensif, maka semakin meningkat risiko mortalitas.[16]
Dalam penanganannya, nasogastric tube dapat dipasang untuk mengurangi tekanan intraabdominal.[1,3,4]
Upaya Pencegahan Penyakit
Morbiditas dan jangka rawat pasien ileus paralitik pasca operasi dapat dikurangi melalui beberapa langkah dari protokol Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) yaitu pemilihan jenis operasi yang lebih tidak invasif dan penggunaan analgesia epidural regio thoraks untuk memblokade outflow simpatik dan mengurangi kebutuhan penggunaan opioid.[2,3]
Selain daripada itu, mengunyah permen karet juga dilaporkan berguna mencegah ileus paralitik dengan mencetuskan refleks sefalo-vagal sehingga mendorong peristalsis dan menghambat inflamasi.[2,3]
Penggunaan lidokain intravena intraoperatif dilaporkan mengurangi kebutuhan analgesik pasca operasi dan mempercepat penyembuhan saluran pencernaan. Selain daripada itu, pemberian nutrisi oral dini juga dilaporkan dapat menurunkan risiko ileus paralitik pasca operasi.[4]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja