Epidemiologi Ileus Paralitik
Berdasarkan data epidemiologi ileus paralitik, ileus paralitik paling sering terjadi pasca operasi. Biaya beban sosioekonomi ileus paralitik tinggi karena memperpanjang jumlah hari rawat inap.[2]
Global
Secara global, hasil data epidemiologi menunjukkan bahwa ileus paralitik paling sering terjadi sesudah pasien menjalankan operasi dibandingkan akibat gangguan metabolik seperti hipokalemia dan hipoglikemia, dan akibat konsumsi obat seperti clozapine. Ileus pasca operasi terjadi pada sekitar 50% pasien yang menjalani operasi besar di bagian abdomen.[3]
Namun jumlah ini bervariasi antara penulis dan bidang spesialis, beberapa publikasi mencatat angka kejadian ileus paralitik sekitar 10-30% untuk operasi di abdomen.[13]
Indonesia
Angka kejadian ileus paralitik secara menyeluruh di Indonesia belum diketahui.
Mortalitas
Pada pasien dengan perawatan intensif, motilitas usus memiliki korelasi yang kuat dengan derajat penyakit dan peningkatan mortalitas. Motilitas usus juga memiliki hubungan yang kuat dengan jumlah kreatinin di darah. Sehingga adanya ileus paralitik pada pasien di ruang rawat intensif diduga menyebabkan peningkatan risiko mortalitas.[17]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja