Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ileus Paralitik general_alomedika 2022-10-06T10:25:18+07:00 2022-10-06T10:25:18+07:00
Ileus Paralitik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ileus Paralitik

Oleh :
Graciella N T Wahjoepramono
Share To Social Media:

Patofisiologi ileus paralitik dapat dibagi sesuai dengan etiologi penyakit, dan yang paling sering ditemukan adalah ileus pasca operasi dan ileus akibat konsumsi obat.

Ileus Pasca Operasi

Ileus pasca operasi memiliki ciri-ciri peningkatan inhibisi input neuron, peningkatan respon inflamasi, penurunan pergerakan propulsi, dan peningkatan penyerapan cairan di saluran gastrointestinal. [6] Patofisiologi ileus pasca operasi multifaktorial dan belum jelas sepenuhnya, tetapi diduga berkaitan dengan perubahan refleks inhibisi spinal dan sel-sel mediasi dan inflamasi di saluran cerna. Secara anatomis, terdapat tiga refleks saluran cerna yang terpengaruh setelah tindakan operatif, yaitu refleks di dinding saluran, refleks dari ganglia prevertebral, dan refleks pada korda spinalis.[2,3]

Trauma operasi dapat mengaktivasi makrofag di tunika muskularis eksterna di dinding usus, yang kemudian mengeluarkan sitokin dan menginduksi aktivasi dari sel proinflamasi dan akhirnya migrasi ke lokasi trauma. Pada tikus, ditemukan bahwa tindakan seperti laparatomi dan kompresi usus dapat meningkatkan jumlah makrofag, monosit, sel dendritik, sel-T, natural killer cells, dan sel mast.[7]

Ileus Akibat Konsumsi Obat

Gangguan pencernaan merupakan salah satu efek samping yang paling sering ditemukan pada pasien yang mengkonsumsi opioid jangka panjang. Versi terberat efek samping ini adalah ileus paralitik akibat konsumsi obat. Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan juga bahwa pasien pasca operasi kemungkinan besar akan mengkonsumsi opioid untuk analgesik, sehingga satu faktor dapat memperberat yang faktor etiologi lain.[2,6]

Obat golongan opioid bekerja melalui aktivasi tiga reseptor yaitu µ, ä, dan ê. Pada traktus gastrointestinal, aktivasi dari reseptor µ menyebabkan penghambatan motilitas usus. Contoh obat yang dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya ileus paralitik adalah obat-obatan golongan antipsikotik terutama bila terjadi polifarmasi, seperti clozapine, risperidone, olanzapine, asam valproate, lithium, dan haloperidol.[2,6]

Ileus Metabolik

Ileus metabolik terkadang juga disebut sebagai gastroparesis atau perlambatan pengosongan lambung (delayed gastric emptying DGE).[3]

Mekanisme yang berkontribusi pada gangguan motilitas gastrointestinal antara lain adalah hiperglikemia, disfungsi vagal, hilangnya sintase nitrit oksida (nNOS) di myenteric plexus, stress oksidatif, dan gangguan pada Interstitial cells of Cajal (ICC network).[8]

Peningkatan atau penurunan kadar gula darah dapat menyebabkan perlambatan atau percepatan pengosongan gaster. Kondisi hiperglikemia dapat memperlambat pengosongan lambung karena pengaruhnya terhadap kontraksi pilorus dan hipomotilitas pada antrum.

Disfungsi vagal berkontribusi pada gastroparesis melalui gangguan neuropati vagal yang menyebabkan pengurangan relaksasi pilorus, kegagalan kontraksi antrum, dan gangguan koordinasi antropilorik. Perubahan patologis pada pleksus mienterikus yang terdiri dari neuron motorik excitatory dan inhibitory dapat menyebabkan perlambatan pengosongan, gangguan akomodasi dan disritmia gaster.[8]

Pseudo Obstruksi (Sindrom Ogilvie)

Pseudo obstruksi akut atau sindrom Ogilvie adalah sebuah kondisi dimana terdapat dilatasi pada kolon tanpa ada bukti stenosis mekanis. Patogenesis penyakit ini diperkirakan diakibatkan oleh ketidakseimbangan input neuron ke saluran cerna sehingga fungsi simpatis mendominasi, dan terjadi dilatasi atonik di kolon. Penyakit ini seringkali ditemukan pada pasien perawatan kritis, dan diasosiasikan dengan kondisi pasca operasi.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

2. Vilz TO, Stoffels B, Straßburg C, Schild HH, Kalff JC. Ileus in Adults. Dtsch Arztebl Int. 2017;114(29–30):508–17.
3. Cagir B. Postoperative Ileus . Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/2242141-overview
6. Kurz A, Sessler DI. Opioid-induced bowel dysfunction: Pathophysiology and potential new therapies. Drugs. 2003;63(7):649–71.
7. Bauer AJ, Schwarz NT, Moore BA, Türler A, Kalff JC. Ileus in critical illness: mechanisms and management. Curr Opin Crit Care. 2002 Apr;8(2):152-7.
8. Vanormelingen C, Tack J, Andrews C. Diabetic Gastroparesis. Br Med Bull . 2013;105:213–30. https://academic.oup.com/bmb/article/105/1/213/272127

Pendahuluan Ileus Paralitik
Etiologi Ileus Paralitik

Artikel Terkait

  • Jangan Tunda Pemberian Analgesik pada Akut Abdomen
    Jangan Tunda Pemberian Analgesik pada Akut Abdomen
  • Mengunyah Permen Karet Dapat Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal Pascabedah Abdomen
    Mengunyah Permen Karet Dapat Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal Pascabedah Abdomen
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 13 Januari 2023, 09:39
Tata laksana pasien suspek ileus paralitik dengan penurunan kesadaran
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok, sy dapat px usia 70th dgn keluhan tdk bisa bab dan flatus, demam sj 3 hari yll, baru diperiksakan di hr ke 3, rpd disangkal, datang ke faskes 1 dgn...
dr. Renate Parlene Marsaulina
Dibalas 25 Mei 2021, 12:20
Apakah gambaran ini termasuk Ileus - Radiologi Ask The Expert
Oleh: dr. Renate Parlene Marsaulina
1 Balasan
Alo dr. Yuki Mulyani, SpRad, Mau bertanya. Saya mendapatkan pasien dengan nyeri perut, tidak bisa flatus dan bising usus tidak terdengar, Saati itu saya...
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 03 Februari 2021, 17:07
SKP Artikel Alomedika - Mengunyah Permen Karet Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal Pascabedah Abdomen
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
Alo Dokter!Ileus adalah gangguan motilitas gastrointestinal yang sering terjadi pascabedah abdomen. Kondisi ini dapat mengganggu proses penyembuhan dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.