Prognosis Ileus Paralitik
Prognosis ileus paralitik seringkali baik, dimana sejumlah besar pasien dapat mengalami resolusi gejala dengan sendirinya. Namun, ileus paralitik juga dapat berkembang hingga menjadi penyakit yang fatal, dengan komplikasi terberat berupa sindroma kompartemen abdomen yang memerlukan operasi segera.
Komplikasi
Ileus paralitik dapat berkembang hingga menyebabkan berbagai komplikasi sistemik, yang dapat dilihat di Tabel 3. Ileus paralitik dapat menyebabkan dilatasi intestinal dan peningkatan tekanan intraluminal sehingga dapat terjadi iskemia dinding usus, yang kemudian menyebabkan peningkatan sitokin dan sel mediasi inflamasi. Respon inflamasi ini dapat berkontribusi lebih lanjut ke gejala sistemik dan tingkat keparahan ileus.[17]
Tabel 3. Spektrum Komplikasi Sistemik pada Pasien dengan Ileus dan Hipertensi Intra Abdomen.
Gangguan Fungsi Organ | Gejala |
Traktus Gastrointestinal | Refluks gaster, sekuestrasi cairan, pertumbuhan bakteri, translokasi bakteri, distensi abdomen, penurunan aliran darah mesenterik |
Sistem Kardiovaskular | Penurunan curah jantung, penurunan kontraktilitas, peningkatan resistensi vaskuler sistemik, peningkatan tekanan vena sentral, peningkatan pulmonary capillary wedge pressure |
Sistem Pernafasan | Peningkatan tekanan intratoraks, peningkatan tekanan alveolus, penurunan komplians paru, penurunan rasio paO2/FiO2, peningkatan respiratory effort |
Hepar | Menurunkan perfusi hepar, penurunan aliran darah vena portal, penurunan fungsi hepar |
Sistem Ginjal | Penurunan aliran darah renal, penurunan glomerular filtration rate, penurunan output urin |
Sistem Saraf Pusat | Peningkatan tekanan intrakranial, penurunan perfusi serebral, penurunan curah vena serebral, penurunan fungsi serebral |
Prognosis
Prognosis ileus paralitik umumnya baik. Fungsi ileum dapat kembali normal dalam 0-24 jam, diikuti oleh gaster dalam 24-48 jam, dan kolon dalam 48-72 jam. Mortalitas akibat penyakit ini jarang ditemukan. Walaupun pernah dilaporkan adanya kematian pada pasien berusia 60 tahun yang mengalami ileus paralitik akibat konsumsi antipsikotik seperti quetiapine dan clozapine.[20]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja