Epidemiologi Kista Pilonidal
Menurut data epidemiologi terkait kista pilonidal, pria lebih banyak mengalami penyakit ini daripada wanita dengan perbandingan 4:1. Belum ada data mengenai mortalitas akibat kista pilonidal, tetapi penyakit dikaitkan dengan laporan kejadian osteomielitis dan transformasi keganasan.[2,3]
Global
Insiden kista pilonidal mencapai sekitar 26 per 100.000 penduduk di Amerika Serikat. Usia rata-rata onset penyakit adalah 19 tahun untuk wanita dan 21 tahun untuk pria, tetapi pria lebih banyak mengalami kista pilonidal dibandingkan wanita dengan perbandingan 4:1.
Ras Kaukasia lebih banyak mengalami kista pilonidal karena karakteristik dan pola pertumbuhan rambut yang lebih lebat. Di Jerman, insiden kista pilonidal mencapai 48 per 100.000 penduduk.[1–4,11]
Indonesia
Tidak ditemukan data laporan insiden kista pilonidal di Indonesia.
Mortalitas
Belum ada mortalitas yang dilaporkan karena kista pilonidal itu sendiri. Komplikasi pada umumnya terkait rekurensi, infeksi sekunder, infeksi daerah operasi dan sepsis.
Walaupun jarang terjadi, kista pilonidal mungkin berhubungan dengan kejadian osteomielitis dan transformasi keganasan, seperti seperti squamous cell carcinoma (SCC) pada sinus pilonidal kronis. Transformasi keganasan ditemukan pada pasien imunosupresi, seperti HIV atau pascatransplantasi organ.[2,3,7]
Berdasarkan studi meta-analisis yang dilakukan Milone et al., yang melibatkan 5.766 pasien yang telah dilakukan operasi sinus pilonidal. Dengan periode follow up minimal 5 tahun, kejadian rekurensi secara keseluruhan mencapai sekitar 14% dengan rekurensi lebih banyak ditemukan pada pendekatan open healing, yaitu sekitar 18%.[13]
Studi kohort terbesar di Siria dilakukan oleh Safadi et al. pada 8 pasien dengan pilonidal karsinoma yang merupakan transformasi keganasan dari kista pilonidal kronis.
Berdasarkan hasil studi, interval dari pilonidal kronis sampai menjadi pilonidal karsinoma adalah 1,5–20 tahun dengan rerata 6,5 tahun. Gambaran histologis menunjukkan sebanyak 7 pasien mengalami SCC dan 1 tidak dapat diidentifikasi. Sebanyak 3 pasien tidak dapat dilakukan follow up kembali, sedangkan 2 pasien meninggal karena metastasis.[12]