Prognosis Kista Pilonidal
Prognosis kista pilonidal berhubungan dengan risiko rekurensi dan kronisitas serta komplikasi seperti osteomielitis dan transformasi keganasan. Pada kista pilonidal dengan lesi yang kecil, yaitu <4–5 cm, seringkali sembuh dengan baik dalam 4–6 minggu.
Meskipun risiko rekurensinya tinggi, pada kebanyakan kondisi, kista pilonidal memiliki prognosis yang baik dengan modifikasi faktor risiko seperti obesitas, menjaga higiene, dan melakukan epilasi rutin.[2,19,22]
Komplikasi
Komplikasi kista pilonidal meliputi terbentuknya abses, infeksi sekunder, serta transformasi keganasan dan osteomielitis yang berhubungan dengan kista pilonidal kronis. Transformasi keganasan, seperti squamous cell carcinoma (SCC), terjadi karena defek dan reaksi inflamasi kronis maupun berulang.
Pada kista pilonidal kronis maupun rekurens terjadi reaksi inflamasi berulang, dan pelepasan radikal bebas, yang berakhir pada kerusakan materi genetik sel, gangguan proses DNA repair. Proses berujung pada transformasi keganasan dan sering ditemukan pada pasien imunosupresi. Maka dari itu, the American Society of Colon and Rectal Surgeons menyarankan biopsi pada lesi pilonidal curiga keganasan, misalnya adanya ulserasi atau massa.[1,2,4,6]
Prognosis
Prognosis kista pilonidal dipengaruhi oleh tindakan epilasi, perawatan luka operasi, higiene, dan modifikasi gaya hidup seperti pada pasien dengan obesitas. Walaupun cenderung memiliki prognosis yang baik, kista pilonidal dapat mengalami rekurensi.
Stauffer et al. melakukan meta-analisis pada studi randomized controlled trial dengan total sekitar 11.700 pasien dengan kista pilonidal. Berdasarkan studi tersebut, persentase rekurensi mencapai sekitar 1,5% dalam 12 bulan, 4% dalam 24 bulan, dan 20% dalam 60 bulan.
Pada studi ini, kejadian rekurensi lebih rendah pada teknik penutupan primer dengan flap Karydakis dan Bascom cleft lift. Selanjutnya, diikuti dengan teknik Rhomboid flap dan tindakan flap lainnya.[2,19]