Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Sindrom Kompartemen monika-natalia 2023-05-03T09:08:51+07:00 2023-05-03T09:08:51+07:00
Sindrom Kompartemen
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Sindrom Kompartemen

Oleh :
dr.Monica
Share To Social Media:

Sindrom kompartemen terjadi akibat peningkatan tekanan intrakompartemen yang menyebabkan penurunan aliran darah dan mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke sel otot dan saraf. Kompartemen adalah sebuah ruang tertutup yang dilapisi oleh lapisan fasia dan terdiri dari otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain berfungsi dalam melapisi ruang kompartemen, fasia juga berperan dalam mempertahankan otot pada posisi yang seharusnya.[1,2]

Meskipun sindrom kompartemen dapat terjadi pada beberapa area dalam tubuh, namun lokasi yang paling sering mengalami sindrom kompartemen adalah ekstremitas, terutama tungkai bawah. Beberapa lokasi lain yang juga dapat mengalami sindrom kompartemen adalah lengan, tangan, kaki, dan bokong.[2,3]

Shin,Splint,Leg,Pain,Knee,Injury,Sport,Lower,Tibia,Strain

Berdasarkan waktu terjadinya, sindrom kompartemen diklasifikasikan sebagai sindrom kompartemen akut dan kronis. Sindrom kompartemen akut berasal dari trauma atau kondisi lain yang menyebabkan perdarahan, edema, atau gangguan perfusi pada tungkai sehingga memerlukan penanganan segera. Sindrom kompartemen kronis merupakan sebuah kondisi yang sering terjadi pada atlet akibat kegiatan olahraga yang repetitif.[2-5]

Gejala yang umum diamati pada sindrom kompartemen adalah perasaan penuh dan bengkak pada ekstremitas yang terpengaruh. Pasien juga bisa mengeluhkan nyeri dengan gerakan tertentu, terutama peregangan otot pasif. Rasa sakit pada sindrom kompartemen sering digambarkan sebagai rasa terbakar.

Pengukuran tekanan intrakompartemen merupakan pemeriksaan penunjang yang bermanfaat dalam menegakkan diagnosis. Rontgen dapat membantu mengevaluasi adanya fraktur yang menjadi etiologi sindrom kompartemen akut. MRI dan USG dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan otot dan tulang. Sementara itu, pemeriksaan creatine phosphokinase (CPK), fungsi ginjal, urinalisis, dan urin myoglobin dapat bermanfaat pada pasien yang dicurigai mengalami rhabdomyolysis.[1]

Terapi sindrom kompartemen akut adalah dekompresi. Dekompresi dapat dilakukan dengan tindakan fasiotomi. Setelah itu, reduksi atau stabilisasi fraktur dan perbaikan vaskular perlu dilakukan sesuai indikasi.[1-3]

Di sisi lain, sindrom kompartemen kronik umumnya diterapi dengan pendekatan konservatif terlebih dahulu. Ini perlu mencakup rehabilitasi dan fisioterapi. Apabila tidak didapatkan perbaikan bermakna, tindakan bedah dengan fasiotomi umumnya memberi luaran klinis yang memuaskan.[5]

Referensi

1. Rasul AT. Acute compartement syndrome. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/307668-overview
2. Garner MR, Taylor SA, Gausden E, Lyden JP. Compartment syndrome: diagnosis, management, and unique concerns in the twenty-first century. HSS J. 2014 Jul;10(2):143-52. doi: 10.1007/s11420-014-9386-8. Epub 2014 Jun 7. PMID: 25050098; PMCID: PMC4071472.
3. Merle G, Harvey EJ. Pathophysiology of Compartment Syndrome. 2019 Sep 3. In: Mauffrey C, Hak DJ, Martin III MP, editors. Compartment Syndrome: A Guide to Diagnosis and Management. Cham (CH): Springer; 2019. Chapter 3. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553903/ doi: 10.1007/978-3-030-22331-1_3
4. Torlincasi AM, Lopez RA, Waseem M. Acute Compartment Syndrome. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448124/.
5. Buerba RA, Fretes NF, Devana SK, Beck JJ. Chronic exertional compartment syndrome: current management strategies. Open Access J Sports Med. 2019 May 23;10:71-79. doi: 10.2147/OAJSM.S168368. PMID: 31213933; PMCID: PMC6537460.

Patofisiologi Sindrom Kompartemen
Diskusi Terkait
dr.Indria Asrinda
Dibalas 11 September 2020, 10:54
Pasien dengan keluhan terdapat beberapa bula pada ekstremitas bawah kanan sejak 1 minggu yang lalu
Oleh: dr.Indria Asrinda
19 Balasan
Halo dokter, Saya ada pasien dengan keluhan bula di ekstremitas bawah. Pasien post jatuh sepeda 3mgg yg lalu. Dan muncul bula baru seminggu ini. Pasien kaki...
dr. Nurul Falah
Dibalas 30 Oktober 2019, 19:25
Bula yang muncul pada pasien post operasi patah tulang
Oleh: dr. Nurul Falah
9 Balasan
Alodokter, izin share pertanyaan user terkait ayahnya post op patah tulang, beberapa hari langsung muncul bula yang cukup banyak dan sebagian telah meletus,...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.