Patofisiologi Sindrom Kompartemen
Patofisiologi sindrom kompartemen melibatkan adanya peningkatan tekanan intrakompartemen dan penurunan tekanan intravaskular akibat adanya kompresi dari faktor eksternal atau adanya peningkatan volume cairan di dalam kompartemen. Penyebab terbanyak sindrom kompartemen adalah perdarahan akibat cedera vaskular, fraktur, atau osteotomi.
Peningkatan volume cairan dalam kompartemen dapat terjadi pada kondisi perdarahan akibat fraktur terbuka. Penurunan ukuran kompartemen dapat terjadi pada kondisi seperti luka bakar, pemakaian bidai, dan military anti shock trousers (MAST).[3,5,7-9]
Sindrom Kompartemen Akut
Sindrom kompartemen akut umumnya terjadi akibat trauma atau kondisi lain yang menyebabkan perdarahan, edema, atau gangguan perfusi pada tungkai. Sindrom kompartemen muncul ketika tekanan dalam ruang kompartemen meningkat melewati ambang tekanan kritis, sehingga menurunkan tekanan perfusi ke kompartemen tersebut.
Perdarahan intrakompartemen menyebabkan peningkatan tekanan intrakompartemen, yang meningkatkan tekanan kapiler vena. Kolaps kapiler terjadi ketika tekanan kompartemen melebihi tekanan perfusi kapiler, sehingga menyebabkan iskemia seluler dan nekrosis. Selanjutnya, terjadi edema interstitial dari nekrosis jaringan yang memperburuk peningkatan tekanan intrakompartemen.
Secara umum, periode sindrom kompartemen dan iskemia yang lebih lama berkorelasi dengan luaran klinis yang lebih buruk. Iskemia jaringan kompartemen selama 1 jam telah dikaitkan dengan neuropraksia reversibel. Iskemia selama 4 jam dilaporkan dapat menginduksi aksonotmesis ireversibel. Sementara itu, iskemia hingga 6 jam telah dikaitkan dengan nekrosis ireversibel dan gangguan fungsional.[3,7-9]
Sindrom Kompartemen Kronik
Sindrom kompartemen kronik biasanya ditemukan pada atlet dan berkaitan dengan kegiatan olahraga yang repetitif. Sindrom kompartemen kronik lebih sering ditemukan pada ekstremitas bawah dibandingkan atas.
Sindrom kompartemen kronik ekstremitas bawah paling sering diamati pada atlet lari dan anggota militer berbaris. Sindrom kompartemen kronik ekstremitas atas paling sering terjadi pada pendayung dan pengendara sepeda motor profesional.
Sindrom kompartemen kronik ditandai dengan peningkatan tekanan reversibel dalam kompartemen fasia inelastis yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan, nyeri, serta gejala neurologis. Patofisiologi pasti terjadinya sindrom kompartemen kronik belum diketahui tetapi diduga berkaitan dengan hipertrofi otot, penurunan aliran balik vena, mikrotrauma, dan miopati.[5]