Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Kompartemen
Edukasi dan promosi kesehatan pada sindrom kompartemen akut adalah bahwa terapi bedah fasiotomi harus dilakukan segera. Jelaskan pada pasien bahwa penundaan terapi dekompresi akan menyebabkan perburukan luaran klinis. Pada sindrom kompartemen kronik, edukasi ditekankan mengenai pendekatan terapi konservatif yang dapat dilakukan pasien, misalnya istirahat dan pembatasan aktivitas fisik yang menjadi pencetus.[1,5]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien yang diberikan akan berbeda tergantung jenis dari sindrom kompartemen.
Sindrom Kompartemen Akut
Jelaskan pada pasien bahwa sindrom kompartemen akut merupakan kegawatdaruratan medis yang perlu menjalani fasiotomi segera. Jelaskan pada pasien bahwa penundaan terapi akan menyebabkan perburukan kemungkinan luaran klinis.
Setelah pasien menjalani tindakan fasiotomi, anjurkan untuk menjalani terapi fisik yang rutin dan teratur guna mengembalikan dan mempertahankan fungsi serta kekuatan otot. Selain itu, terapi fisik juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kontraktur. Jelaskan juga mengenai perawatan luka operasi agar tetap bersih guna mencegah terjadinya infeksi, iskemia, hingga gangren.[1,4]
Sindrom Kompartemen Kronik
Sampaikan pada pasien yang mengalami sindrom kompartemen kronik bahwa pendekatan terapi non-bedah merupakan pilihan terapi awal. Minta pasien membatasi aktivitas fisik atau olahraga yang dapat memicu rasa nyeri. Sarankan untuk melakukan peregangan pada ekstremitas yang mengalami nyeri setelah aktivitas fisik atau olahraga. Ortotik atau sepatu khusus untuk atlet dapat dianjurkan untuk dikenakan untuk mengurangi ketidaknyamanan.[5]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sindrom kompartemen akut paling banyak terjadi akibat trauma. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya trauma, misalnya dengan mematuhi rambu lalu lintas dan mengenakan alat pelindung diri pada pekerjaan. Pada pasien yang memiliki keluhan kaki merah atau keluhan sindrom kompartemen lainnya, evaluasi klinis dan penatalaksanaan yang cepat dan tepat sangat penting dalam menurunkan morbiditas.
Di sisi lain, sindrom kompartemen kronik paling banyak terjadi akibat aktivitas olahraga repetitif pada atlet. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan olahraga secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan pasien. Jangan berolahraga secara berlebihan atau overtraining. Tingkatkan kemampuan kelenturan tubuh dan gunakan sepatu yang sesuai saat berolahraga.[1,5]