Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Klaudikasio Intermiten general_alomedika 2022-10-28T14:53:13+07:00 2022-10-28T14:53:13+07:00
Klaudikasio Intermiten
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Klaudikasio Intermiten

Oleh :
dr. Henggar Allest Pratama
Share To Social Media:

Klaudikasio intermiten adalah rasa tidak nyaman pada otot ekstremitas bawah yang muncul saat aktivitas dan hilang saat istirahat. Rasa tidak nyaman yang muncul dapat berupa nyeri, lemas, atau kram yang umumnya dirasakan pada betis, tetapi dapat juga terjadi pada hamstring dan gluteus.[1-3]

Klaudikasio intermiten disebabkan oleh aterosklerosis dalam arteri, yang sering terjadi akibat kebiasaan merokok, dislipidemia, dan diabetes mellitus. Klaudikasio intermiten merupakan manifestasi klinis yang paling sering muncul pada pasien peripheral arterial disease (PAD). Sepertiga pasien PAD memiliki gejala khas klaudikasio intermiten.[1-3]

Depositphotos_90891498_s-2019-min

Klaudikasio juga dapat terjadi pada vena dan saraf dengan gejala yang menyerupai klaudikasio intermiten. Perbedaannya adalah klaudikasio vena menyebabkan gejala tambahan berupa edema dan membutuhkan waktu lebih lama (sekitar 20 menit) agar gejalanya menghilang. Sementara itu, klaudikasio neurogenik adalah penurunan fungsi otot ekstremitas bawah karena penyempitan atau inflamasi sarafnya. Secara umum, istilah klaudikasio intermiten merujuk pada arteri yang mengalami aterosklerosis.[2-4]

Diagnosis klaudikasio intermiten ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis, pasien umumnya mengeluh nyeri pada betis yang timbul saat aktivitas dan hilang saat istirahat. Standar pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis PAD adalah pengukuran ankle brachial index (ABI), yang dapat diperjelas dengan treadmill. Pemeriksaan fisik lain, seperti inspeksi dan palpasi, dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis klaudikasio intermiten.[1,3]

Pemeriksaan penunjang seperti angiografi, duplex ultrasonography, CT angiografi, dan MR angiografi dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding klaudikasio intermiten.[1,2,5]

Penatalaksanaan klaudikasio intermiten bertujuan untuk mengurangi gejala pasien dan meningkatkan kapasitas fungsional pasien sehari-hari. Medikamentosa yang sering digunakan untuk terapi klaudikasio intermiten adalah cilostazol, naftidrofuryl, dan obat antilipemik. Selain itu, dokter juga perlu mengatasi faktor risiko klaudikasio intermiten dan menyarankan rehabilitasi aktivitas.[1,2,5]

Klaudikasio intermiten merupakan PAD yang tidak mengancam nyawa dan tidak mengancam ekstremitas. Namun, rasa tidak nyaman yang muncul dapat menurunkan kualitas hidup. Selain itu, klaudikasio intermiten juga berhubungan dengan penyakit kardiovaskular lain, yaitu stroke, penyakit jantung koroner, dan stenosis arteri renal.[2,6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Nani N, Syafri M. Diagnosis dan Tatalaksana Klaudikasio Intermiten. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018;7:126-134.
2. Norgren L, Hiatt WR, Dormandy JA, et al. Inter-society consensus for the management of peripheral arterial disease (TASC II). Journal of Vascular Surgery. 2007;45(1):S5-S67.
3. Dominguez JA. Peripheral Arterial Occlusive Disease. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/460178-overview
4. Genevay S, Courvoisier DS, Konstantinou K, et al. Clinical classification criteria for neurogenic claudication caused by lumbar spinal stenosis. The N-CLASS criteria. The Spine Journal. 2018;18(6):pp.941-947.
5. Mangla D, Basi H. Claudication. In Pain. Springer, Cham. 2019;pp.1283-1286.
6. Tendera M, Victor A, Marie LB, et al. ESC Guidelines on the diagnosis and treatment of peripheral artery diseases. The Task Force on the Diagnosis and Treatment of Peripheral Artery Diseases of the European Society of Cardiology (ESC). Eur Heart J. 2011;32: 2851–2906.

Patofisiologi Klaudikasio Interm...

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
    Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
  • Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
    Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
  • Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
  • Perbandingan Resorbable Scaffold dan Angioplasti pada Penyakit Arteri Infrapopliteal – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Resorbable Scaffold dan Angioplasti pada Penyakit Arteri Infrapopliteal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Desember 2022, 16:24
Sumbatan pembuluh darah di kaki - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertanyaApa gejala awal di curigai adanya sumbatan pada pembuluh darah perifer? Apa yg dpt di saran kan ke pasien utk mencegah...
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 22:26
Pasien usia 48 tahun dengan tidak nyaman ketika berdiri maupun berjalan, kaki jadi dingin bila berdiri lama
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, konsul pasien usia 48 tahun dengan keluhan rasa tidak nyaman bila berdiri, membaik bila duduk dan istirahat, memberat bila berjalan. Kaki pasien...
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2022, 20:55
Posisi kaki pasien dengan penyakit arteri perifer
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya, untuk posisi kaki pasien dengan nilai ABI 0,7 lebih baik seperti apa ya dok? Posisi kaki apakah harus datar atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.