Etiologi Klaudikasio Intermiten
Etiologi klaudikasio intermiten adalah aterosklerosis yang mengganggu aliran darah arteri dan mengurangi perfusi jaringan. Hal ini menyebabkan kebutuhan oksigen untuk ekstremitas bawah tidak terpenuhi, sehingga muncul rasa tidak nyaman, kram, atau nyeri pada betis, hamstring, atau gluteus. Gejala-gejala ini terutama muncul ketika pasien melakukan aktivitas fisik.[10]
Risiko aterosklerosis berkaitan dengan kebiasaan merokok, dislipidemia, gaya hidup sedentary, dan diabetes mellitus. Dislipidemia dengan konsentrasi oxidized Low Density Lipoprotein yang tinggi merupakan penyebab utama timbulnya aterosklerosis.[10]
Faktor Risiko
Faktor risiko klaudikasio intermiten umumnya serupa dengan faktor risiko peripheral arterial disease (PAD) yang lain dan faktor risiko aterosklerosis.[2,10]
Kebiasaan Merokok
Penelitian menunjukkan bahwa perokok berisiko 3 kali lebih tinggi untuk mengalami klaudikasio intermiten daripada orang yang bukan perokok. Bahkan, hubungan antara kebiasaan merokok dan klaudikasio intermiten serta PAD lain diperkirakan lebih kuat daripada hubungan antara kebiasaan merokok dan penyakit jantung koroner.[2,10]
Diabetes Mellitus
Studi menunjukkan bahwa diabetes mellitus meningkatkan risiko klaudikasio intermiten 2 kali lipat. Penambahan kadar HbA1C sebanyak 1% meningkatkan risiko klaudikasio intermiten dan PAD lain sebanyak 26%.[2,10]
Hasil studi menunjukkan bahwa resistensi insulin merupakan faktor risiko gangguan kardiometabolik, seperti hiperglikemia, dislipidemia, hipertensi, dan obesitas. Resistensi insulin memicu pengeluaran mediator proinflamasi. Jika disertai dengan dislipidemia, resistensi insulin dapat mempercepat pembentukan plak aterosklerosis.[2,10]
Hipertensi
Hipertensi berhubungan dengan risiko terjadinya bermacam penyakit kardiovaskular termasuk klaudikasio intermiten. Namun, risiko klaudikasio intermiten akibat hipertensi dinilai tidak lebih tinggi daripada risiko klaudikasio intermiten akibat diabetes mellitus dan kebiasaan merokok.[2,10]
Dislipidemia
Menurut studi Framingham, pasien dengan kadar kolesterol puasa >270 mg/dl memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi untuk menderita klaudikasio intermiten. Pasien klaudikasio intermiten umumnya memiliki LDL (low density lipoprotein) dan trigliserida yang tinggi tetapi HDL (high density lipoprotein) yang rendah. Terapi dislipidemia bisa menurunkan insiden klaudikasio intermiten dan menghambat progresivitas PAD yang lain.[2,10]
Obesitas
Obesitas berkorelasi positif dengan PAD. Obesitas sangat sering terjadi bersamaan dengan sindrom metabolik yang lain, yaitu dengan resistensi insulin, hiperlipidemia, dan hipertensi. Obesitas yang terjadi dengan sindrom metabolik yang lain meningkatkan risiko PAD hingga 40–50%.[2,10]
Jenis Kelamin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko mengalami klaudikasio intermiten daripada perempuan. Namun, hal ini mungkin berhubungan dengan lebih banyaknya laki-laki yang merokok daripada perempuan.[10]
Usia
Menurut berbagai studi, risiko terjadinya klaudikasio intermiten berbanding lurus dengan peningkatan usia. Insiden dilaporkan meningkat seiring bertambahnya usia.[10]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur