Patofisiologi Klaudikasio Intermiten
Patofisiologi klaudikasio intermiten diawali dengan tidak adekuatnya perfusi jaringan, terutama saat pasien beraktivitas fisik. Saat melakukan aktivitas fisik, kebutuhan perfusi jaringan meningkat dan arteri normal akan berdilatasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Namun, pada klaudikasio, aliran darah arteri terganggu karena aterosklerosis atau inflamasi. Akibatnya, terjadi iskemia yang menimbulkan rasa nyeri, kram otot, dan rasa lemas pada ekstremitas bawah.[7]
Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah proses inflamasi kronis pada endotel pembuluh darah arteri yang menyebabkan penumpukan plak di tunika intima arteri. Plak yang terbentuk terdiri dari akumulasi lipid, migrasi otot polos tunika muskularis arteri, kalsium, jaringan ikat, dan sel-sel proinflamasi (makrofag dan foam cell).[8,9]
Dislipidemia dengan kadar oxidized Low Density Lipoprotein (oxLDL) yang tinggi adalah penyebab utama timbulnya plak aterosklerosis. Ketika kadar oxLDL dalam darah tinggi, tubuh akan berusaha menurunkan kadar oxLDL dengan cara fagositosis oleh makrofag. Makrofag yang telah memfagositosis oxLDL perlahan berubah menjadi foam cell dan mengendap di tunika intima arteri.[8,9]
Foam cell juga membawa kalsium dan jaringan ikat. Selain itu, foam cell akan dilindungi oleh otot polos lapisan muskularis arteri yang bermigrasi, sehingga terbentuklah plak yang semakin lama semakin membesar. Selain dislipidemia, aterosklerosis juga dapat terjadi akibat faktor lain, seperti diabetes mellitus, merokok, dan hipertensi.[8,9]
Inflamasi Kronis
Inflamasi kronis pada tunika intima arteri menyebabkan arteri kehilangan elastisitasnya, sehingga kemampuannya untuk mengalirkan darah dan menyuplai oksigen ke sel-sel otot juga menurun. Saat aktivitas fisik, perfusi jaringan yang tidak adekuat menimbulkan gejala klaudikasio intermiten.[7,9]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur