Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Klaudikasio Intermiten general_alomedika 2022-10-28T15:00:06+07:00 2022-10-28T15:00:06+07:00
Klaudikasio Intermiten
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Klaudikasio Intermiten

Oleh :
dr. Henggar Allest Pratama
Share To Social Media:

Data epidemiologi klaudikasio intermiten masih terbatas. Hal ini diperkirakan terjadi karena hanya sekitar 10–50% pasien klaudikasio intermiten memeriksakan dirinya ke dokter. Di Indonesia, prevalensi dan insiden klaudikasio intermiten juga tidak diketahui dengan jelas karena terbatasnya data penelitian.

Global

Pada populasi global, prevalensi klaudikasio pada orang berusia 40 tahun adalah 3%, sedangkan prevalensi pada orang berusia 60 tahun adalah 6%. Di Amerika Serikat, peripheral arterial disease (PAD) memiliki prevalensi hingga 10% populasi dengan 30% di antaranya mengalami gejala klaudikasio. Laki-laki memiliki prevalensi lebih tinggi daripada perempuan, yaitu 5% berbanding 2,5%. Hal ini mungkin berkaitan dengan lebih banyaknya laki-laki yang merokok.[11]

Populasi yang memiliki insiden klaudikasio dan peripheral arterial disease (PAD) lebih tinggi adalah populasi berusia >70 tahun, perokok, pasien diabetes mellitus berusia 50–69 tahun, dan pasien penyakit aterosklerosis seperti sindrom koroner akut.[2,12]

Di Asia, penelitian tentang PAD dan diabetes mellitus tipe 2 di beberapa negara yang mencakup Thailand, Pakistan, India, Cina, dan Taiwan menunjukkan bahwa sekitar 17,82% pasien diabetes mellitus tipe 2 mengalami PAD.[13]

Indonesia

Studi epidemiologi nasional di Indonesia untuk kasus klaudikasio intermiten belum tersedia, sehingga data prevalensi maupun insidennya belum diketahui. Namun, suatu studi pernah dilakukan di Kabupaten Sikka pada tahun 2014 untuk mempelajari PAD. Kabupaten Sikka adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang diketahui memiliki prevalensi hipertensi tertinggi di Indonesia.[14]

Prevalensi hipertensi di Kabupaten Sikka pada tahun 2014 untuk kelompok usia 55–64 tahun, 65–74 tahun, dan >75 tahun secara berturut-turut adalah 53,7%, 63,5%, dan 67,3% dari seluruh populasi. Dari 333 subjek yang telah diacak (dengan atau tanpa hipertensi), sebanyak 135 subjek ditemukan mengalami klaudikasio intermiten (40%). Hal ini mungkin menandakan hubungan hipertensi dan klaudikasio intermiten.[14]

Mortalitas

Klaudikasio intermiten merupakan PAD yang tidak mengancam jiwa. Kondisi ini juga tidak menimbulkan risiko amputasi, kecuali jika ada komorbiditas yang menjadi indikasi. Penelitian menunjukkan bahwa insiden amputasi pada pasien klaudikasio adalah 0,4% per tahun.[15]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. Norgren L, Hiatt WR, Dormandy JA, et al. Inter-society consensus for the management of peripheral arterial disease (TASC II). Journal of Vascular Surgery. 2007;45(1):S5-S67.
12. Patel SK, Surowiec SM. Intermittent Claudication. In StatPearls. StatPearls Publishing. 2019.
13. Miyata T, Moon IS, Rerkasem K, et al. Diabetic Complications and PAD. Ann Vasc Dis. 2016;9(2):135-47.
14. Sofian N, Prasetyo G, Wibisono S. Penyakit Arteri Perifer Disertai Klaudikasio Intermiten di Daerah Terpencil Kabupaten Sikka, Flores–Studi Potong Lintang dengan Metode Palpasi Nadi dan Faktor Risikonya. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2017;4(3):137-145.
15. Fridh EB, Andersson M, Thuresson M, et al. Amputation rates, mortality, and pre-operative comorbidities in patients revascularised for intermittent claudication or critical limb ischaemia: a population based study. European Journal of Vascular and Endovascular Surgery. 2017;54(4):480-486.

Etiologi Klaudikasio Intermiten
Diagnosis Klaudikasio Intermiten

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
    Peningkatan Risiko Penyakit Arteri Perifer pada Infeksi HIV
  • Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
    Pemeriksaan Ankle Brachial Index untuk Diagnosis Penyakit Vaskular Perifer
  • Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan Penyakit Arteri Perifer pada Ekstremitas Bawah 2024 – Ulasan Guideline Terkini
  • Perbandingan Resorbable Scaffold dan Angioplasti pada Penyakit Arteri Infrapopliteal – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Resorbable Scaffold dan Angioplasti pada Penyakit Arteri Infrapopliteal – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Desember 2022, 16:24
Sumbatan pembuluh darah di kaki - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, izin bertanyaApa gejala awal di curigai adanya sumbatan pada pembuluh darah perifer? Apa yg dpt di saran kan ke pasien utk mencegah...
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 22:26
Pasien usia 48 tahun dengan tidak nyaman ketika berdiri maupun berjalan, kaki jadi dingin bila berdiri lama
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dokter, konsul pasien usia 48 tahun dengan keluhan rasa tidak nyaman bila berdiri, membaik bila duduk dan istirahat, memberat bila berjalan. Kaki pasien...
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2022, 20:55
Posisi kaki pasien dengan penyakit arteri perifer
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya ingin bertanya, untuk posisi kaki pasien dengan nilai ABI 0,7 lebih baik seperti apa ya dok? Posisi kaki apakah harus datar atau...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.