Etiologi Alopecia Areata
Etiologi alopesia atau alopecia areata hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berkaitan dengan faktor autoimun, genetik, dan lingkungan. Defek sistem imun ditunjukkan oleh terganggunya folikel rambut sebagai immune-privileged site, yaitu bagian tubuh yang seharusnya terlindungi dari respons autoimun.
Proses autoimun pada alopecia areata diduga terjadi akibat modifikasi antigen pada folikel rambut setelah infeksi, mikrotrauma, maupun berkurangnya aktivitas dari sel T regulator. Hal-hal ini menyebabkan defek pada toleransi sistem imun.[1,2,4,8]
Faktor genetik sebagai etiologi alopecia areata telah dibuktikan melalui penelitian yang menunjukkan peranan beberapa gen yang berbeda. Beberapa gen tersebut antara lain:
- ULBP3 yang mengkode ligan grup natural killer 2D, yang diekspresikan pada bagian dermal folikel rambut
- HLA-DRB1 yang berada pada kromosom 6 dan berperan sebagai regulator sistem imun
- Cysteine-rich secretory protein 1 (crisp1)
ACOXL/BCL211, GARP, dan SH2B3(LNK)/ATXN2 yang berkaitan dengan proses apoptosis, sel T regulator, dan signaling JAK
- STX17 dan protein SNARE[1,2,4,8]
Selain faktor autoimun dan genetik, peranan lingkungan juga berkontribusi terhadap proses autoimun maupun kondisi alopecia areata secara langsung. Stres emosional maupun stres fisik akibat sinar ultraviolet (UV), zat kimia, dan cedera fisik dapat memengaruhi homeostasis kulit serta menginduksi alopecia areata.
Beberapa studi menunjukkan bahwa vaksinasi, demam, dan obat-obatan tertentu juga berkaitan dengan penyakit ini. Beberapa vaksinasi yang berpotensi menyebabkan alopecia areata adalah vaksin Japanese encephalitis, vaksin hepatitis B, vaksin tetanus, vaksin HPV, dan vaksin herpes zoster.[1,8]
Faktor Risiko
Faktor risiko alopecia areata adalah:
- Riwayat keluarga dengan kondisi serupa
- Penderita gangguan kejiwaan, seperti depresi dan kecemasan
- Penderita penyakit autoimun, seperti gangguan tiroid, SLE (lupus eritematosus sistemik), vitiligo, psoriasis, rheumatoid arthritis, dan inflammatory bowel disease
- Kondisi atopi seperti asthma, rhinitis alergi, dan dermatitis atopik
- Penderita Down syndrome[1,2,4,8]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur