Patofisiologi Alopecia Areata
Patofisiologi alopesia atau alopecia areata berkaitan erat dengan defek toleransi sistem imun, yang menyebabkan terbentuknya autoantibodi dan sel T yang bersifat autoreaktif. Folikel rambut adalah salah satu immune-privileged site, yang berarti bahwa bagian ini normalnya terlindungi dari respons autoimun.
Rendahnya ekspresi molekul MHC kelas I dan II, yang disertai tingginya ekspresi faktor inhibitor migrasi makrofag (macrophage migration inhibitory factor/MIF) normalnya akan melindungi folikel rambut dari sel natural killer (NK) dan infiltrasi limfosit T. Namun, gangguan pada sistem perlindungan ini diduga terjadi pada alopecia areata. Akibatnya, sel T bermigrasi ke antigen yang dihasilkan dan dipresentasikan folikel rambut.[1,2]
Peran Siklus Pertumbuhan Rambut dalam Patofisiologi Alopecia
Siklus pertumbuhan rambut terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu anagen, katagen, dan telogen. Fase anagen adalah periode rambut mengalami proses mitosis aktif pada bagian epitel bulbus selama beberapa minggu hingga tahun. Seiring dengan proses mitosis, rambut juga akan mengalami diferensiasi ke arah distal membentuk serat rambut dan pembungkus akar di bagian luar maupun dalam.
Fase berikutnya adalah fase katagen yang ditandai dengan apoptosis pada sel epitel folikel bagian bawah dan keratinisasi pada bagian proksimal rambut membentuk club-shaped. Pada akhirnya, rambut akan masuk ke fase telogen yang menandakan berakhirnya regresi folikel dan mulainya fase anagen berikutnya.
Infiltrasi limfosit T yang terjadi di sekitar folikel pada fase anagen dan keratinosit matriks rambut mengakibatkan disorganisasi dan apoptosis matriks rambut, serta deposisi pigmen di epitel folikel, papilla dermal, dan jalur fibrovaskular.
Inflamasi yang terjadi juga mengakibatkan rambut yang berada pada fase anagen memasuki fase telogen dan katagen secara dini, serta menyebabkan pengecilan ukuran folikel rambut. Hal ini ditandai oleh gambaran klinis khas dari alopecia areata berupa penipisan rambut pada area proksimal kulit kepala (exclamation point hair), yang dapat menjadi pembeda dengan diagnosis banding seperti tinea kapitis.[1,2,7]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur