Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Dermatitis Kontak Alergi general_alomedika 2023-04-28T10:12:06+07:00 2023-04-28T10:12:06+07:00
Dermatitis Kontak Alergi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Epidemiologi Dermatitis Kontak Alergi

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa dermatitis kontak alergi lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria. Prevalensi dermatitis kontak alergi dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya. Prevalensi tahunan dermatitis kontak alergi diperkirakan sekitar 15%.[1,2,5]

Global

Dermatitis kontak alergi merupakan penyakit inflamasi pada kulit yang cukup sering ditemukan dalam praktik sehari-hari dan masuk ke dalam kategori penyakit kulit akibat pekerjaan (occupational skin disease / OCD). Insiden dari OCD sendiri per tahun mencapai 0,5-1,9% secara global. 30% dari seluruh kasus OCD adalah dermatitis kontak alergi. Prevalensi dermatitis kontak alergi terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir, dan diperkirakan terjadi pada hampir 15-20% populasi di seluruh dunia.[1,3]

Dermatitis kontak alergi paling sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki. Apabila terjadi pada pasien usia lanjut, maka biasanya paling sering disebabkan oleh obat topikal.

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan di Swedia, prevalensi dari dermatitis kontak alergi akibat cuci tangan mencapai 2,7 kasus per 1000 populasi. Berdasarkan studi dari Belanda, prevalensi dari dermatitis kontak alergi akibat mencuci tangan mencapai 12 kasus per 1000 populasi.[2]

Indonesia

Belum ada data epidemiologi khusus mengenai dermatitis kontak alergi di Indonesia. Meski begitu, berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI dilaporkan prevalensi dermatitis di Indonesia mencapai 67,8%.[6]

Mortalitas

Tidak ada data mengenai keterkaitan antara dermatitis kontak alergi dengan mortalitas. Meski demikian, dermatitis kontak alergi bisa bersifat persisten atau mengalami relaps yang sering jika alergen tidak diidentifikasi dan terjadi paparan terus menerus. Hal ini dapat mengganggu kualitas hidup pasien dan menyebabkan penurunan produktivitas.[1]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Murphy PB, Atwater AR, Mueller M. Allergic Contact Dermatitis. StatPearls. NCBI. 2022.
2. Helm TN. Allergic Contact Dermatitis. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1049216-overview#a1
3. Brites GS, Ferreira I, Sebastiao AI, et al. Allergic contact dermatitis: from pathophysiology to development of new preventive strategies. Pharmacological Res. 2020; 162: 105282.
5. Kostner L, Anzengruber F, Guillod C, Recher M, Schmid-Grendelmeier P, Navarini AA. Allergic Contact Dermatitis. Immunol Allergy Clin North Am. 2017 Feb;37(1):141-152. doi: 10.1016/j.iac.2016.08.014. PMID: 27886903.
6. Hutagalung AL, Hazlianda CP. Tingkat pengetahuan dan sikap pekerja binatu terhadap dermatitis kontak di kelurahan padang bulan tahun 2017. MDVI. 2019; 46(3): 122-126

Etiologi Dermatitis Kontak Alergi
Diagnosis Dermatitis Kontak Alergi

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.