Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Dermatitis Kontak Alergi general_alomedika 2024-09-12T11:29:37+07:00 2024-09-12T11:29:37+07:00
Dermatitis Kontak Alergi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Etiologi Dermatitis Kontak Alergi

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Etiologi dermatitis kontak alergi adalah paparan terhadap alergen. Bahan-bahan yang berpotensi sebagai alergen di antaranya tanaman rambat Toxicodendron radicans, nikel, lateks pada sarung tangan, pewarna rambut, bahan kimia untuk tekstil, bahan pengawet, parfum, dan tabir surya. Menurut American Contact Dermatitis Society (ACDS), alergen pada dermatitis kontak alergi dapat dibagi menjadi core allergen panel I- IX.[1,4]

Tabel 1. Core Allergen pada Dermatitis Kontak Alergi

Core Allergen Panel I
  Nikel sulfat 2,5% Budesonide
Bahan pewangi Formaldehida
Neomycin Kobalt klorida
Core Allergen Panel II
  Ethylenediamin dihidroklorida 1% Imidazolidinyl urea
Kalium dikromat Carba mix
Paraben Thiuram mix
Karet hitam
Core Allergen Panel III
  Formaldehid 2% Benzokain
Mercaptobenzothiazole Bacitracin
Resin epoxy Ethylenediamine
Core Allergen Panel IV
 

Propylene glycol 30%

Methyl methacrylate
Pewarna biru 106 dan 124 Natrium tiosulfat emas
Ethyl Acrylate
Core Allergen Panel V
 

Mixed dialkyl thioureas 1%,

Chloroxylenol
Propylene glycol Cetyl Steryl alcohol
Glyceryl thioglycolate Glutaraldehyde
Core Allergen Panel VI
  Desoximetasone Ethyl cyanoacrylate
Benzyl alcohol Propolis
Benzalkonium chloride Amidoamine
Core Allergen Panel VII
  2-Hydroxy-4-methoxybenzophenone-5-sulfonic acid (benzophenone-4) 2% Ethyleneurea melamine-formaldehyde 5%
Asam Sorbat 2%

Ylang-ylang 2%,
Phenoxyethanol Sodium benzoate 5%
Ethylhexylglycerin 5% Sorbitan sesquioleate 20%
Core Allergen Panel VIII
 

Triamcinolone 1%

Clobetasol-17-propionate 1%

Amidoamine 0,1%

Alkohol Benzyl 10%

Ethyl cyanoacrylate 10%

Phenoxyethanol 1%

6-ditert-butyl-4-cresol (BHT) 2%

Disperse orange 3,1%

Core Allergen Panel IX
  Alkohol Cetyl steryl 20%

Benzyl salicylate 10%

Carmine 2.5%,

Pramoxine hydrochloride 2%

Lauryl polyglucose (glucosides) 3.0%

Shellac 20% alcohol

Jasmine 2%

Peppermint 2.0%

Sumber: dr. Novita Tirtaprawita, Alomedika, 2023.[1,4]

Faktor Risiko

Faktor risiko dari dermatitis kontak alergi dapat terbagi menjadi 2, yakni yang didapat (acquired) dan inheren. Faktor risiko yang didapat yakni penyakit inflamasi yang diderita sebelumnya, seperti dermatitis kontak iritan (DKI), dermatitis stasis, dan dermatitis atopik. Faktor risiko yang inheren yakni variasi genetik yang menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan untuk mengalami dermatitis kontak alergi, jenis kelamin, dan etnis tertentu.[1,5]

Faktor Risiko Didapat

Faktor risiko didapat meliputi dermatitis kontak iritan (DKI), dermatitis stasis, dan dermatitis atopik.

Dermatitis kontak iritan (DKI) dapat menjadi faktor risiko karena keterkaitannya dengan kerusakan fungsi sawar kulit setelah paparan dari zat iritan.

Dermatitis stasis disebabkan oleh insufisiensi vena sehingga menyebabkan kelainan pada kulit. Kondisi dermatitis stasis meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami dermatitis kontak alergi.

Sama seperti DKI, dermatitis atopik dapat menjadi faktor risiko dari terjadinya dermatitis kontak alergi karena keterkaitannya dengan kerusakan fungsi sawar kulit sehingga mempermudah penetrasi dari toksin dan alergen ke dalam kulit.[1,5]

Faktor Risiko Inheren

Faktor risiko inheren berkaitan dengan gen, jenis kelamin, dan etnis tertentu. Polimorfisme telah dilaporkan berkaitan dengan dermatitis kontak alergi. Polimorfisme dijelaskan memiliki keterkaitan dengan epidermal N-acetyltransferases (NATs) yang memiliki aktivitas enzimatik yang tinggi. NATs berfungsi dalam proses aktivasi dan metabolisme antigen uptake dari kulit.

Jenis kelamin wanita memiliki risiko 2 kali lipat lebih tinggi untuk mengalami dermatitis kontak alergi dibandingkan pria. Hal ini diduga berkaitan dengan penggunaan perhiasan atau tindik menggunakan dengan bahan nikel, pemakaian parfum, dan pengaruh hormonal.

Studi mengenai keterkaitan etnis dan dermatitis kontak alergi masih menjadi perdebatan. Diduga etnis yang memiliki warna kulit lebih gelap, memiliki fungsi sawar kulit yang lebih baik terhadap substansi tertentu, sehingga menurunkan risiko untuk mengalami dermatitis kontak alergi.[1,5]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah

Referensi

1. Murphy PB, Atwater AR, Mueller M. Allergic Contact Dermatitis. StatPearls. NCBI. 2022.
2. Helm TN. Allergic Contact Dermatitis. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1049216-overview#a1
4. Schalock PC, Dunnick CA, Nedorost S, et al. American Contact Dermatitis Society Core Allergen Series: 2020 Update. Dermatitis. 2020; 31(5): 279- 282
5. Kostner L, Anzengruber F, Guillod C, Recher M, Schmid-Grendelmeier P, Navarini AA. Allergic Contact Dermatitis. Immunol Allergy Clin North Am. 2017 Feb;37(1):141-152. doi: 10.1016/j.iac.2016.08.014. PMID: 27886903.

Patofisiologi Dermatitis Kontak ...
Epidemiologi Dermatitis Kontak A...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.