Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Lymphedema general_alomedika 2023-02-27T11:01:09+07:00 2023-02-27T11:01:09+07:00
Lymphedema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Lymphedema

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Data epidemiologi mengindikasikan bahwa lymphedema paling sering terjadi berkaitan dengan filariasis. Sementara itu, lymphedema primer merupakan kondisi yang jarang ditemukan.[1,2,6]

Global

Lymphedema primer merupakan kondisi yang jarang terjadi. Angka kejadian lymphedema primer dilaporkan kurang dari 1 per 100.000 anak secara global. Di sisi lain, lymphedema sekunder juga jarang terjadi pada anak-anak, tetapi bertanggung jawab atas 99% kasus lymphedema pada orang dewasa.[1.2]

Angka kejadian lymphedema sekunder diperkirakan akan semakin meningkat seiring meningkatnya insidensi kanker di dunia. Lymphedema sekunder dapat menyerang 1 dari 1000 pasien dan terdapat sekitar 24–49% pasien kanker yang mengalami lymphedema sekunder pasca prosedur terapi kanker. Kasus lymphedema sekunder terbanyak pada negara berkembang adalah lymphedema terkait keganasan, seperti kanker payudara (breast cancer-associated lymphedema).[2]

Selain kanker, penyebab lain lymphedema adalah filariasis. Pada roadmap Neglected Tropical Diseases (NTD) tahun 2021, WHO menyebutkan bahwa saat ini terdapat 1,3 miliar penduduk dunia yang memiliki risiko terkena filariasis. 60% dari jumlah tersebut terdapat di wilayah Asia Tenggara.[6]

Indonesia

Di Indonesia, penyebab terbanyak lymphedema adalah filariasis. Pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyebutkan bahwa terdapat 9.354 kasus kronis filariasis secara nasional. Angka ini dikatakan menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Di Indonesia, provinsi dengan kasus tertinggi filariasis terdapat pada wilayah Indonesia bagian timur, yaitu Papua 3.629 kasus, Nusa Tenggara Timur 1.307 kasus, dan Papua Barat 620 kasus.[6]

Mortalitas

Mortalitas lymphedema disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya. Walau demikian, adanya lymphedema bisa menjadi prediktor tingkat mortalitas penyakit yang lebih tinggi. Saat ini, belum ada data mengenai laju mortalitas lymphedema di Indonesia.

Studi oleh Lopez et al pada tahun 2020 menyebutkan bahwa laju mortalitas lymphedema sebesar 0,03%. Meski demikian, laju mortalitas ini dapat meningkat apabila seseorang memiliki beberapa faktor risiko, seperti usia tua dan adanya penyakit komorbid.[7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

1. Greene AK, Goss JA. Diagnosis and Staging of Lymphedema. Semin Plast Surg. 2018 Feb;32(1):12-16. doi: 10.1055/s-0038-1635117. Epub 2018 Apr 9. PMID: 29636648; PMCID: PMC5891654.
2. Azhar SH, Lim HY, Tan BK, Angeli V. The Unresolved Pathophysiology of Lymphedema. Front Physiol. 2020 Mar 17;11:137. doi: 10.3389/fphys.2020.00137. PMID: 32256375; PMCID: PMC7090140.
6. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Kemenkes RI, 2022.
7. Lopez M, Roberson ML, Strassle PD, Ogunleye A. Epidemiology of Lymphedema-related admissions in the United States: 2012-2017. Surg Oncol. 2020 Dec;35:249-253. doi: 10.1016/j.suronc.2020.09.005. Epub 2020 Sep 9. PMID: 32932222.

Etiologi Lymphedema
Diagnosis Lymphedema

Artikel Terkait

  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Red Flags Benjolan di Axilla
    Red Flags Benjolan di Axilla
  • Selulitis vs Limfedema
    Selulitis vs Limfedema
  • Limfedema Ekstremitas Inferior Pasca Operasi Kanker Ginekologi
    Limfedema Ekstremitas Inferior Pasca Operasi Kanker Ginekologi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Januari 2025, 16:06
Penanganan pasien dengan kaki bengkak, pitting edema, dan nyeri
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Permisi dokter, ada pasien datang laki2,75thn datang dengan kaki bengkak sebelah kiri dialami sejak 3 hari lalu. nyeri pada kaki (+). luka (-), riw digigit...
Anonymous
Dibalas 15 Mei 2024, 09:30
Edema di kaki dan kelamin pada pasien hipertiroid
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mendapat pasien dengan edema pada kaki dan kelaminnya. Pasien wanita berusia 41 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada kaki dan kelamin....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.