Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Lymphedema general_alomedika 2023-02-27T11:01:19+07:00 2023-02-27T11:01:19+07:00
Lymphedema
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Lymphedema

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Patofisiologi lymphedema melibatkan beberapa proses, yaitu penumpukan jaringan adiposa, remodeling, fibrosis, perubahan struktur kulit, dan inflamasi.[2,3]

Deposisi Lemak

Pada patofisiologi lymphedema, adanya deposisi jaringan lemak pada kompartemen epifasial (antara kulit dan sel otot) dan subfasia (antara sel otot atau di dalam sel otot) serta akumulasi cairan menyebabkan kolaps kapiler limfatik serta gangguan pada drainase cairan limfatik dan lemak. Proses tersebut terjadi terus-menerus sehingga menyebabkan akumulasi lemak pada bagian perifer.[2]

Inflamasi

Inflamasi kronik pada dermis dan jaringan subkutan merupakan gambaran utama patofisiologi lymphedema. Inflamasi pada lymphedema melibatkan sel Th2 yang pada akhirnya menginduksi sitokin serta faktor pertumbuhan lain, seperti IL-4, IL-13, serta transforming growth factor beta – 1 (TGF-B1).[3]

Fibrosis Jaringan

Fibrosis pada jaringan subkutan, termasuk jaringan adiposa hipertrofik pada akhirnya menyebabkan terbentuknya matriks fibrosa tebal di antara lobulus – lobulus jaringan lemak. Selain itu, akumulasi kolagen menyebabkan jaringan limfadematosa mengeras dan menyebabkan edema non-pitting.[2]

Fase Lanjut

Mekanisme molekuler yang melibatkan ekspresi induced nitric oxide synthase (iNOS) juga berperan dalam meningkatkan progresivitas lymphedema dengan cara menurunkan kontraktilitas jaringan limfatik dan menyebabkan penurunan pada lymphatic pumping pressure. Pada fase selanjutnya dari lymphedema, terjadi perubahan struktur kulit yang meliputi hiperkeratosis serta fibrosis pada dermis, jaringan subkutan, dan fascia. Hal ini menyebabkan kulit yang terkena lebih rentan mengalami infeksi, selulitis, ulserasi, fisura, serta angiosarkoma kutaneus.[2,3]

Lymphedema Sekunder

Secara garis besar, lymphedema sekunder disebabkan oleh proses infeksi, keganasan, serta prosedur pembedahan. Pada kasus infeksi seperti filariasis, lymphedema disebabkan oleh kerusakan serta inflamasi pada pembuluh limfatik, limfangiektasia, respon granulomatosa, serta penurunan transportasi transendotelial yang menyebabkan perubahan anatomi dan fisiologi sistem limfatik.

Pada kasus keganasan, massa tumor yang besar dapat menekan pembuluh limfatik dan menyebabkan lymphedema. Pada tumor ganas yang disertai metastasis, peningkatan ekspresi faktor pertumbuhan limfangiogenik menyebabkan peningkatan aliran limfatik, peningkatan resistensi aliran karena pertumbuhan tumor pada nodus limfe, serta peningkatan tekanan interstisial karena jaringan tumor tidak memiliki pembuluh limfatik.

Beberapa kasus lain, seperti rheumatoid arthritis dan psoriasis, menyebabkan lymphedema terkait dengan produksi mediator inflamasi yang menurunkan kontraktilitas pembuluh limfatik. Beberapa sitokin seperti tumor necrosis factor A (TNF – A) dan interleukin 1 juga berperan dalam gangguan sistem limfatik.

Pada kasus obesitas, pertumbuhan jaringan lemak itu sendiri dapat menyebabkan kompresi eksternal pada jaringan adiposa. Selain itu, produksi sitokin proinflamasi dan penurunan aktivitas otot menyebabkan aliran limfatik cenderung stagnan. Pada obesitas juga terdapat lymphedema – associated fat deposition yang semakin memperberat kondisi lymphedema.[4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

2. Azhar SH, Lim HY, Tan BK, Angeli V. The Unresolved Pathophysiology of Lymphedema. Front Physiol. 2020 Mar 17;11:137. doi: 10.3389/fphys.2020.00137. PMID: 32256375; PMCID: PMC7090140.
3. Dayan JH, Ly CL, Kataru RP, Mehrara BJ. Lymphedema: Pathogenesis and Novel Therapies. Annu Rev Med. 2018 Jan 29;69:263-276. doi: 10.1146/annurev-med-060116-022900. Epub 2017 Sep 6. PMID: 28877002.
4. Varghese SA. Secondary lymphedema: Pathogenesis. J Skin Sex Transm Dis, 2021. vol. 3, no. 1, pp. 7–15, Apr. 2021, doi: 10.25259/JSSTD_3_2021.

Pendahuluan Lymphedema
Etiologi Lymphedema

Artikel Terkait

  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Red Flags Benjolan di Axilla
    Red Flags Benjolan di Axilla
  • Selulitis vs Limfedema
    Selulitis vs Limfedema
  • Limfedema Ekstremitas Inferior Pasca Operasi Kanker Ginekologi
    Limfedema Ekstremitas Inferior Pasca Operasi Kanker Ginekologi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 02 Januari 2025, 16:06
Penanganan pasien dengan kaki bengkak, pitting edema, dan nyeri
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Permisi dokter, ada pasien datang laki2,75thn datang dengan kaki bengkak sebelah kiri dialami sejak 3 hari lalu. nyeri pada kaki (+). luka (-), riw digigit...
Anonymous
Dibalas 15 Mei 2024, 09:30
Edema di kaki dan kelamin pada pasien hipertiroid
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mendapat pasien dengan edema pada kaki dan kelaminnya. Pasien wanita berusia 41 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada kaki dan kelamin....

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.