Diagnosis Melasma
Diagnosis melasma atau chloasma dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan fisik, yaitu inspeksi bercak hiperpigmentasi, berwarna coklat hingga abu-abu kecoklatan pada area wajah. Pada anamnesis, perlu ditanyakan mengenai riwayat paparan sinar matahari, aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari, serta faktor risiko yang berperan dalam melasma.[5,9]
Anamnesis
Anamnesis untuk penegakan diagnosis melasma berfokus pada keluhan yang dialami pasien secara pribadi dan faktor-faktor risiko yang diduga bisa mencetuskan terjadinya melasma. Pada umumnya, pasien datang dengan keluhan bercak-bercak kehitaman pada area wajah.
Bercak kulit wajah biasanya berwarna coklat terang hingga coklat gelap dengan tepi yang ireguler, bersifat progresif, serta biasanya muncul pada area pipi, hidung, dahi, pelipis, bibir bagian atas, dagu, hingga leher.
Kemudian, anamnesis juga diarahkan untuk menggali riwayat paparan sinar matahari berlebihan, aktivitas sehari-hari (di luar ruangan), riwayat penggunaan obat-obatan (hormonal, antikonvulsan), riwayat penggunaan kosmetik, riwayat kehamilan, dan riwayat penyakit penyerta, seperti hipertiroid.[5,9]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien melasma bisa dilakukan secara langsung melalui inspeksi lesi kulit atau dengan bantuan alat, seperti lampu Wood dan dermoskopi.[1,5,10]
Pemeriksaan Inspeksi Kulit
Pada inspeksi, akan ditemukan lesi kulit berbentuk makula hiperpigmentasi (berwarna coklat terang hingga coklat tua atau gelap, warna biru atau hitam bisa tampak jika melasma menembus lapisan dermis), dengan batas ireguler, dan terdistribusi secara simetris pada area wajah.
Berdasarkan lokasi distribusinya, melasma terbagi menjadi 3 pola yakni, centrofacial (berlokasi pada dahi, hidung, pipi, dagu dan atas bibir), malar (hanya pada hidung dan pipi), dan mandibular (ramus dari mandibula).[1,5,10]
Pemeriksaan Lampu Wood
Pemeriksaan lampu Wood bertujuan untuk melokalisasi apakah pigmen berada pada lapisan epidermis atau dermis. Pigmen pada lapisan epidermis akan menghasilkan lesi yang berbatas tegas (warna batas tampak lebih menonjol), sedangkan pigmen pada dermis akan menghasilkan lesi dengan batas tidak tegas. Pemeriksaan ini tidak bisa dilakukan pada individu dengan warna kulit coklat tua dan hitam.[1,5,10]
Pemeriksaan Dermoskopi
Pemeriksaan dermoskopi digunakan untuk menentukan level deposit dari pigmen kulit dan menentukan derajat keparahan melasma. Pada pemeriksaan dermoskopi, akan tampak vaskularisasi, telangiektasis, aksentuasi dari jaringan pigmen pseudoretikular dan struktur pigmen (termasuk struktur owl’s eye).[1,5,10]
Diagnosis Banding
Berikut ini adalah dua penyakit kulit lainnya yang dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis banding dari melasma karena kemiripan dari segi tampakan klinis dan penyebab dari munculnya lesi kulit.[11,12]
Lichen Planus Pigmentosus
Lichen planus pigmentosus (LPP) adalah suatu penyakit kulit yang ditandai dengan makula yang berwarna coklat tua pada area kulit yang sering terpapar sinar matahari, kecuali area kulit kepala dan kuku. Sama halnya dengan melasma, LPP lebih sering terjadi pada wanita, memiliki warna kulit yang gelap dan terjadi pada populasi yang berusia 30 tahun keatas.
LPP diduga disebabkan oleh paparan sinar matahari, namun faktor lainnya yang diduga juga ikut menyebabkan LPP adalah virus hepatitis C, zat allyl thiocyanate, minyak alma, bahan kosmetik seperti kumkum, dan pewarna rambut. Biasanya, lesi kulit pada LPP disertai dengan pruritus (gatal).[11]
Discoid Lupus Erythematosus
Discoid Lupus Erythematosus (DLE) adalah gangguan multisistem yang disebabkan oleh proses autoimun yaitu lupus eritematosus sistemik. DLE lebih sering terjadi pada wanita (pada rentang usia 40–50 tahun). Lesi kulit pada DLE umumnya berbentuk annular erythematous patch berbatas tegas, dengan ukuran yang bervariasi dan disertai dengan hiperkeratosis pada folikuler.
Lesi kulit akan melebar serta disertai inflamasi aktif dan hiperpigmentasi pada bagian tepi dari lesi kulit. Pada akhirnya, lesi kulit akan mengalami atrofi dan membentuk jaringan parut yang disertai dengan telangiektasis. Penderita DLE pada umumnya juga akan mengalami gejala nyeri sendi.[12]
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang wajib dilakukan pada pasien dengan melasma. Namun, karena biasanya seseorang dengan gangguan fungsi kelenjar tiroid juga mengalami melasma, maka ada baiknya untuk memeriksakan fungsi tiroid pada pasien yang menunjukkan gejala penyerta.[5]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini