Penatalaksanaan Melasma
Penatalaksanaan melasma atau chloasma terdiri dari medikamentosa (terapi oral dan topikal), terapi prosedural, dan kombinasi keduanya. Biasanya, penatalaksanaan yang diberikan pada penyakit melasma bukan bersifat tunggal atau monoterapi, melainkan dalam bentuk kombinasi oleh karena efikasi terapi kombinasi lebih baik daripada terapi tunggal.[1,2,13]
Faktor utama pengembangan melasma adalah paparan sinar matahari. Oleh karena itu, tanpa penghindaran paparan sinar matahari yang ketat, biasanya terapi melasma akan gagal.[1,2,13]
Terapi Topikal
Terapi topikal merupakan terapi lini pertama pada melasma. Obat topikal yang digunakan pada umumnya berfungsi untuk menginhibisi produksi melanin melalui proses melanogenesis dan proliferasi melanosit. Biasanya, obat topikal jarang diberikan sebagai terapi tunggal.
Beberapa studi menyarankan pemberian terapi topikal yang dikombinasikan dengan obat topikal lain, atau dengan terapi oral atau terapi prosedural. Cara penggunaan obat topikal adalah dengan mengoleskan obat hanya pada area kulit yang berwarna gelap.
Penggunaan obat topikal disarankan tidak lebih dari 3 bulan dan sebaiknya sesuai anjuran dokter, maka dari itu kontrol secara berkala dapat sangat membantu proses pengobatan. Jika obat topikal digunakan secara berlebihan dan tidak sesuai anjuran, dapat terjadi efek samping berupa efek paradoks, yaitu hiperpigmentasi.[1,2,13]
Hydroquinone
Hydroquinone bekerja dengan menginhibisi tirosinase, di mana secara tidak langsung mencegah konversi dari 3,4-dioxyphenyl- alanin (DOPA) menjadi melanin. Selain itu, hydroquinone juga bisa menghancurkan melanosit dan degradasi melanosom.
Efek samping penggunaan jangka panjang obat ini adalah iritasi kulit, reaksi fototoksik, dan okronosis eksogenus. Konsentrasi hydroquinone digunakan bervariasi, yakni 2% hingga 4%.[1,2,13]
Kortikosteroid
Golongan kortikosteroid bekerja dengan mencegah pigmentasi melalui supresi nonspesifik melanogenesis dan berperan juga sebagai agen antiinflamasi. Efek samping penggunaan jangka panjang agen ini adalah telangiektasis, jerawat, atrofi epidermal, striae, dan hipopigmentasi.
Jenis kortikosteroid yang sering digunakan adalah fluocinolone acetonide 01% dan dexamethasone 0,1%.[1,2,13]
Retinoid
Retinoid bekerja dengan meningkatkan pergantian keratinosit. Jenis retinoid topikal yang sering digunakan adalah tretinoin 0,05%.[1,2,13]
Agen Topikal Lain
Beberapa terapi topikal lain seperti 4-n-butylresorcinol, asam traneksamat, flutamide, niacinamide, asam askorbat, dan kojic acid diduga dapat menjadi terapi topikal untuk melasma. Namun, bukti ilmiah untuk efektivitasnya masih terbatas, sehingga agen-agen tersebut masih jarang digunakan sebagai monoterapi untuk melasma.[1,2,13]
Terapi Oral
Sebagai tambahan terapi topikal, terapi oral juga biasanya diberikan kepada pasien melasma. Contoh-contoh obat oral adalah:
- Asam traneksamat: antiplasmin yang berfungsi untuk menurunkan pembentukan asam arakidonat, sehingga bisa menurunkan melanocyte stimulating hormone (MSH) dan produksi pigmen pada kulit. Pada 90% kasus, melasma dilaporkan membaik setelah konsumsi asam traneksamat selama 2–6 bulan
Polypodium leucotomos: bekerja dengan menurunkan UV-induced photodamage dan menurunkan respons sel T yang berperan dalam proses inflamasi dan pigmentasi kulit.
- Glutation: berperan sebagai antioksidan untuk menurunkan proses inflamasi[1,2]
Terapi Prosedural
Terapi prosedural untuk melasma berupa chemical peeling, microneedling, dan laser. Biasanya, terapi prosedural juga tidak diberikan secara tunggal, melainkan dikombinasikan dengan terapi topikal.[2]
Chemical peels
Tindakan chemical peels berfungsi untuk meningkatkan remodelling epidermal dan pergantian keratinosit. Jenis chemical peels yang sering digunakan adalah asam glikolat, asam trikloroasetat, dan asam salisilat.[2]
Microneedling
Microneedling juga dikenal dengan mesoterapi, di mana prosesnya adalah dengan membuat saluran-saluran kecil pada kulit dengan cara menusuk-nusuk kulit dengan jarum yang berukuran sangat kecil atau Tujuan dari tindakan ini adalah juga untuk menstimulasi wound-healing pada kulit dan memberikan obat topikal secara intradermal.[2]
Laser
Tindakan laser sampai sekarang masih dalam proses penelitian. Pada beberapa kasus, tindakan laser dilaporkan malah justru memperburuk kondisi melasma. Tindakan laser dengan energi termal dapat secara selektif memilih target chromophores di dalam kulit (melanin), sehingga penyerapan dari melanin akan berkurang.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini