Etiologi Pedikulosis
Etiologi pedikulosis yang paling sering di manusia ada tiga jenis parasit, yaitu, Pediculus humanus capitis, Pthirus pubis, dan Pediculus humanus corporis. Transmisi pedikulosis melalui kontak langsung dengan pasien, maka faktor risiko penyakit ini di antaranya beraktivitas, bermain, tidur, atau menggunakan alat bersama pasien.[1,3,7]
Etiologi
Pedikulosis disebabkan oleh parasit atau kutu Pediculus humanus capitis, Pthirus pubis, dan Pediculus humanus corporis. Morfologi Pediculus humanus terdiri dari 3 fase, yaitu nits, nymph, dan kutu dewasa. Secara umum, semua jenis kutu Pediculus memiliki morfologi nits yang sama. Nits memiliki ukuran sekitar 0,8x0,3 mm, berbentuk oval, dan berwarna kuning keputihan, yang menyerupai ketombe.
Sementara itu, nymph merupakan kutu muda yang memiliki morfologi mirip dengan kutu dewasa, tetapi ukurannya lebih kecil.
Morfologi Kutu Dewasa Pediculus humanus capitis
Setiap kutu dewasa memiliki morfologi yang berbeda. Pediculus humanus capitis atau kutu kepala memiliki ukuran sebesar kacang wijen, panjang 2–3 mm, 3 pasang kaki yang masing-masing memiliki cakar, berwarna sawo matang, dan tidak memiliki sayap.
Kutu kepala betina memiliki bentuk kepala lebih besar dibandingkan jantan, dan memiliki struktur posterior protrusions berbentuk V yang membantunya melekat pada batang rambut untuk bertelur.
Morfologi Kutu Dewasa Pediculus humanus corporis
Pediculus humanus corporis atau kutu badan memiliki panjang sekitar 2,5–3,5 mm, 3 pasang kaki yang masing-masing memiliki cakar, berwarna sawo matang sedikit putih-keabuan, tidak memiliki sayap, dan berbentuk datar.
Morfologi Kutu Dewasa Phthirus pubis
Pthirus pubis disebut juga kutu kemaluan atau kutu kepiting, karena bentuk badannya yang menyerupai kepiting. Kutu kemaluan memiliki ukuran sekitar 1–2 mm, badan yang rata ke arah dorsoventral, memiliki 3 pasang kaki masing-masing bercakar, tidak memiliki sayap, dan mulut berbentuk stilet yang tajam.[1,3,5,7-10]
Siklus Hidup
Siklus hidup ektoparasit pedikulosis secara keseluruhan sama. Kutu betina akan bertelur dan melekatkan nits menggunakan lem yang mereka keluarkan. Nits kutu kepala dan pubis akan melekat pada batang rambut, sedangkan kutu badan akan melekat pada serat pakaian.
Kutu kepala dapat menghasilkan 10 telur setiap 24 jam, kutu badan menghasilkan sekitar 10–15 telur, dan kutu pubis menghasilkan sekitar 1–2 telur setiap 24 jam. Nits akan menetas dalam kurun waktu 8–9 hari bila berada di suhu optimal. Nits dapat bertahan di luar host selama 10 hari.
Nits yang menetas akan mengeluarkan nymph atau kutu muda. Nymph akan meranggas sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 7 hari untuk menjadi dewasa. Nymph perlu meranggas sebanyak 2 kali untuk dapat berjalan dan memiliki kemampuan untuk transmisi.
Kutu dewasa akan bertahan hidup selama memiliki asupan darah. Kutu kepala dan pubis dapat bertahan sampai 30 hari, dimana kutu badan dapat bertahan sampai 60 hari. Bila terlepas dari host, kutu hanya dapat bertahan hidup selama 1–2 hari.[1,7,8,11]
Faktor Risiko Transmisi
Transmisi pedikulosis terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfestasi. Pedikulosis tidak bisa ditransmisikan tanpa kontak langsung, karena kutu tidak memiliki kemampuan untuk terbang atau loncat.
Pedikulosis kapitis (kutu kepala) dapat transmisi melalui kontak langsung dengan rambut yang terinfestasi. Kontak langsung umum terjadi saat anak sedang beraktivitas seperti olahraga, bermain, atau tidur bersama anak lain. Transmisi melalui sisir, tempat tidur, sofa, handuk, bantal, karpet dan mainan juga dapat terjadi, namun kemungkinannya kecil.
Pedikulosis korporis (kutu badan) dapat transmisi melalui kontak langsung dengan orang atau pakaian, sprei, tempat tidur, atau benda yang terinfestasi. Jenis pedikulosis ini umum ditemukan pada individu yang memiliki tingkat higienitas buruk, tinggal di tempat padat penduduk seperti asrama, pengungsian, atau pada individu tunawisma.
Pedikulosis pubis (kutu kemaluan) dapat transmisi melalui kontak seksual dengan orang yang terinfestasi. Transmisi melalui fomites dapat terjadi, namun kemungkinannya kecil. Penggunaan kondom tidak dapat mencegah terjadi transmisi pedikulosis pubis.[3,7-9,11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini