Penatalaksanaan Pedikulosis
Penatalaksanaan pedikulosis adalah terapi medikamentosa dengan zat yang menyebabkan neurotoksisitas dan asfiksia kutu, serta terapi nonfarmakologi. Penanganan pedikulosis merupakan kompetensi 4A bagi dokter umum, sehingga tidak perlu dirujuk.[1,7,8,13]
Terapi Nonfarmakologi
Terapi nonfarmakologi pedikulosis di antaranya dengan mencukur rambut kepala atau pubis, pembuangan kutu secara mekanis, dan perbaikan higienitas pasien.
Pedikulosis Kapitis
Terapi nonfarmakologi pedikulosis kapitis yang dapat dilakukan yaitu pengambilan kutu secara langsung menggunakan tangan atau menggunakan sisir kutu. Mencukur rambut juga dapat menjadi pilihan, namun secara kosmetik sulit diterapkan pada beberapa pasien.
Jika menggunakan sisir kutu, rambut harus dibasahi terlebih dulu sebelum mulai menyisir. Sisir rambut harus dilakukan mulai dari sedekat mungkin dengan kulit kepala dan diteruskan hingga ke ujung dan dipastikan seluruh bagian tersisir dengan baik.
Lakukan penyisiran setiap 3-4 hari, selama 2 minggu. Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan sisir kutu pada rambut basah lebih efektif dibandingkan penggunaan pestisida topikal.[3,4,14]
Pedikulosis Korporis
Pada pedikulosis korporis, terapi nonfarmakologi difokuskan pada higienitas pasien karena kutu hidup dalam serat pakaian atau sprei. Pasien harus melakukan desinfeksi benda-benda yang digunakan, seperti handuk, selimut, dan baju. Desinfeksi dapat dilakukan menggunakan deterjen ataupun insektisida.[1,3,7,8]
Pedikulosis Pubis
Pasien pedikulosis pubis sebaiknya tidak berhubungan seksual hingga infestasi parasit sembuh.[3]
Terapi Medikamentosa
Medikamentosa yang diberikan dapat berupa obat topikal atau oral. Obat-obatan ini umumnya menyebabkan neurotoksisitas dan asfiksia pada kutu dewasa.
Obat Topikal
Pilihan obat topikal untuk pedikulosis adalah:
- Lini pertama: pyrethrins dan permetrin lotion 1%
- Lini kedua: malathion 0,5%, benzyl alcohol 5%, dan spinosad 0,9%
Lindane topikal sudah tidak dianjurkan karena efek samping terhadap otak dan sistem saraf perifer. Permetrin umumnya efektif, tetapi beberapa kasus pedikulosis resisten terhadap permetrin.[1,2,4,7,8]
Tabel 1. Penatalaksanaan Obat Topikal untuk Pedikulosis
Obat | Target terapi | Cara Pemakaian | Terapi kedua | Catatan Tambahan |
Pyrethrins | Kutu (pediculicides) | Pakaikan pada rambut yang kering, diamkan selama 10 menit, kemudian basuh | 9 Hari setelah terapi pertama | Dapat digunakan untuk pasien usia >2 tahun. |
Permetrin 1% | Kutu (pediculicides) | Pakaikan ke rambut yang setengah kering, diamkan selama 10 menit, kemudian basuh. | 7 Hari setelah terapi pertama | Dapat digunakan untuk pasien usia >2 bulan. |
Benzyl alcohol lotion 5% | Kutu (pediculicides) | Pakaikan pada rambut yang kering, diamkan selama 10 menit, kemudian basuh | 7 Hari setelah terapi pertama | Dapat digunakan untuk pasien >6 bulan. Bersifat iritatif. |
Malathion lotion 0,5% | Nits (ovicidal) dan kutu (pediculicides) | Pakaikan pada rambut kering, secukupnya untuk membasahi rambut, biarkan mengering secara alami, lalu basuh 12 jam kemudian dan sisir menggunakan sisir kutu. | 7–9 hari setelah terapi pertama, bila kutu hidup masih ditemukan. | Dapat digunakan untuk pasien usia >6 tahun. Bersifat iritatif. |
Spinosad 0,9% | Nits (ovicidal) dan kutu (pediculicides) | Pakaikan pada rambut kering, diamkan 10 menit, kemudian basuh | 7 hari setelah terapi pertama, bila kutu hidup masih ditemukan. | Dapat digunakan untuk pasien usia >6 bulan. |
Sumber: Bagus, 2019.[1,2,4,7,8]
Obat Oral
Terapi sistemik ini tidak dianjurkan karena risiko neurotoksisitas, terutama pada pasien anak. Oleh karena itu, terapi oral hanya diberikan apabila kutu resisten terhadap terapi topikal.
Obat oral yang tersedia untuk terapi pedikulosis adalah obat antihelmintik, seperti:
Ivermectin, dosis dewasa adalah 12 mg atau dosis anak 200 μg/kgBB, yang diberikan peroral, dosis tunggal, dan kadang memerlukan 1–2 tambahan dosis setelah 7–10 hari
- Levamisole: 3,5 mg/kgBB, 1 kali/hari peroral selama 10 hari
Albendazole, dosis 400 mg, peroral diberikan selama 3 hari atau dosis tunggal yang diulang setelah 7 hari [1,2,4,7,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini