Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Phytophotodermatitis annisa-meidina 2025-02-07T11:11:33+07:00 2025-02-07T11:11:33+07:00
Phytophotodermatitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Pendahuluan Phytophotodermatitis

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Phytophotodermatitis adalah reaksi dermatitis kulit terkait tumbuhan. Ruam yang timbul pada phytophotodermatitis paling banyak disebabkan oleh kontak dengan getah atau sari dari tumbuhan, yang kemudian menyebabkan reaksi fototoksik saat terpapar sinar matahari. Beberapa tumbuhan di Indonesia yang dapat menimbulkan phytophotodermatitis adalah jeruk nipis, wortel, dan ubi.[1]

Pada kasus phytophotodermatitis, paparan agen fototoksik dapat terjadi melalui kontak langsung pada kulit atau tertelan. Beberapa faktor risiko phytophotodermatitis meliputi profesi yang memungkinkan kontak dengan tumbuhan fototoksik seperti buruh tani, aktivitas rekreasi di luar ruangan, serta penggunaan metode pengobatan alami atau herbal.[1-4]

Phytophotodermatitis

Setelah paparan terhadap tumbuhan fototoksik yang diikuti paparan sinar matahari, umumnya eritema muncul dalam 24–48 jam. Lesi dapat berkembang menjadi edema hingga lepuh. Berbeda dengan dermatitis kontak alergi, gejala nyeri dan sensasi terbakar lebih umum dijumpai dibanding pruritus. Pada beberapa kasus, gejala dapat hanya berupa hiperpigmentasi asimptomatik.[1-4]

Diagnosis umumnya cukup ditegakkan melalui anamnesis riwayat paparan dan pemeriksaan fisik. Phytophotodermatitis juga bisa membaik dengan intervensi yang minimal. Penanganan diawali dengan menghindari paparan tumbuhan fototoksik dan membersihkan area kulit yang telah terdampak dengan air dan sabun.[1,2]

Terapi medikamentosa dapat diberikan secara topikal maupun sistemik sesuai derajat keparahan gejala. Terapi steroid topikal seperti hydrocortisone bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan meredakan gejala. Pada pasien dengan gejala nyeri dan sensasi terbakar, analgesik dan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) dapat diberikan.[1-4]

Pencegahan merupakan pendekatan terbaik dalam penanganan phytophotodermatitis. Pada individu dengan faktor risiko okupasional, disarankan untuk senantiasa menggunakan alat pelindung diri yang menutup bagian kulit serta area wajah. Penggunaan tabir surya spektrum luas pada saat beraktivitas di luar ruang juga direkomendasikan untuk mencegah kerusakan barier kulit.[1,2]

Referensi

1. Grosu Dumitrescu C, Jîjie AR, Manea HC, et al. New Insights Concerning Phytophotodermatitis Induced by Phototoxic Plants. Life (Basel). 2024 Aug 16;14(8):1019. doi: 10.3390/life14081019.
2. Trevino J, Chen A. Dermatological Manual of Outdoor Hazards. 2020. Doi: 10.1007/978-3-030-37782-3.
3. William P Baugh. Phytophotodermatitis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1119566-overview
4. Janusz SC, Schwartz RA. Botanical Briefs: Phytophotodermatitis Is an Occupational and Recreational Dermatosis in the Limelight. Cutis. 2021 Apr;107(4):187-189. doi: 10.12788/cutis.0225.

Patofisiologi Phytophotodermatitis

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.