Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Phytophotodermatitis annisa-meidina 2025-02-07T11:24:40+07:00 2025-02-07T11:24:40+07:00
Phytophotodermatitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Phytophotodermatitis

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Diagnosis phytophotodermatitis ditegakkan pada pasien dengan gangguan kulit yang dipicu paparan kandungan fototoksik dalam tumbuhan diikuti dengan paparan sinar matahari. Lesi yang muncul dapat bervariasi meliputi eritema, vesikel, edema, hingga bullae. Phytophotodermatitis bukan disebabkan mekanisme alergi, sehingga gejala nyeri atau sensasi terbakar lebih dominan dirasakan oleh pasien.[1-3]

Anamnesis

Anamnesis dilakukan untuk menanyakan adanya keluhan ruam kemerahan yang disertai nyeri atau sensasi terbakar. Umumnya, gejala ini lebih sering ditemui dibanding pruritus. Hal ini penting diketahui agar dokter dapat membedakan phytophotodermatitis dari dermatitis lain yang berhubungan dengan mekanisme alergi, seperti dermatitis atopik dan dermatitis kontak alergi.

Selanjutnya, dokter perlu menggali informasi terkait riwayat paparan terhadap tumbuhan yang diikuti oleh paparan sinar matahari. Ini mencakup aktivitas luar ruangan atau pekerjaan yang berkaitan dengan paparan terhadap tumbuhan seperti bertani dan mendaki gunung, serta riwayat menggunakan tanaman herbal untuk pengobatan.[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Gambaran klinis dapat bervariasi dari lesi eritema hingga vesikuler, lesi menyerupai papul, edema, hingga lepuh. Pada beberapa kasus, pasien dapat hanya mengalami hiperpigmentasi asimptomatik. Dokter perlu mengingat bahwa gejala dapat muncul dalam beberapa tahap yang diawali dengan muncul eritema, diikuti dengan rasa nyeri, edema, hingga pembentukan bullae.[1-3]

Eritema dapat muncul 24–48 jam dan bahkan 72 jam setelah paparan, sehingga lesi primer terkadang dapat terlewatkan saat pemeriksaan. Manifestasi kulit yang terdampak semakin tampak setelah 72 jam. Lesi yang bersifat akut ini dapat perlahan membaik dalam hitungan hari hingga minggu, akan tetapi hiperpigmentasi pascainflamasi dapat bertahan hingga berbulan-bulan dan bahkan menahun.[1-4]

Tiap bagian tumbuhan dengan kandungan fototoksik, seperti daun atau tangkai, dapat menunjukkan gambaran lesi yang berbeda. Lesi umumnya berbatas tegas dan dapat berbentuk garis linear atau ireguler, sesuai dengan bentuk bagian tumbuhan yang kontak dengan kulit. Predileksi lesi umumnya meliputi area tangan, lengan, dan tungkai. Meskipun begitu, lesi juga berpotensi muncul di dada, abdomen, pinggul, dan bibir.[1-4,6]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding phytophotodermatitis meliputi kondisi gangguan kulit lain yang dengan gambaran klinis serupa terutama ditambah riwayat kontak terhadap tumbuhan dan sinar matahari.

Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis kontak alergi (DKA) disebabkan oleh mekanisme reaksi hipersensitivitas terhadap alergen dari tumbuhan atau berbagai faktor lingkungan lainnya. Berbeda dengan phytophotodermatitis, DKA tidak dipicu oleh paparan radiasi UV. Oleh sebab itu, DKA umumnya memiliki gejala pruritus yang lebih dominan dibanding rasa nyeri.[3,6,7]

Sunburn

Lesi luka bakar akibat sinar matahari atau sunburn dapat berupa eritema yang muncul 3 hingga 5 jam yang memuncak pada 12–24 jam setelah paparan. Lesi eritema umumnya mereda dalam 3–7 hari, sementara lesi lepuh membaik dalam 7–10 hari. Kondisi ini terjadi tanpa riwayat paparan terhadap tumbuhan fototoksik.[11]

Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan memiliki gambaran lesi berupa eritema, edema, lepuh, serta nekrosis. Pasien juga dapat mengalami sensasi nyeri dan rasa terbakar di area lesi. Kondisi ini seringkali dipicu oleh paparan terhadap zat iritan yang bersifat kimiawi seperti sabun, kosmetik, atau perhiasan.[12]

Herpes Simpleks

Lesi herpes simpleks umumnya berupa vesikel berkelompok yang dapat berkembang menjadi pustula, erosi, hingga terjadi ulserasi pada vesikel yang pecah. Sebelum lesi muncul, pasien umumnya mengalami gejala prodromal seperti malaise, anoreksia, demam dan limfadenopati. Herpes simpleks disebabkan oleh kontak langsung dengan cairan atau hasil sekresi tubuh yang mengandung virus HSV.[13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan dalam penegakan diagnosis. Pemeriksaan penunjang, seperti biopsi atau patch test, bisa bermanfaat untuk mengonfirmasi fototoksisitas dan untuk menyingkirkan diagnosis lain dan memberi informasi tambahan terkait kondisi penyakit.[1-4]

Patch Test

Patch test dapat dilakukan untuk memicu reaksi hipersensitivitas yang tertunda dengan menggunakan ekstrak tumbuhan atau agen fotosensitif yang dicurigai sebagai penyebab gejala.[1,3]

Wood's Lamp

Pemeriksaan menggunakan Wood's lamp dapat memancarkan sinar ultraviolet pada lesi hiperpigmentasi atau fluoresens dari area kulit yang terdampak. Hal ini bermanfaat untuk visualisasi perubahan kulit ringan yang mungkin tidak terlihat dengan penerangan biasa.[1]

Biopsi

Biopsi kulit dapat dilakukan untuk mengevaluasi perubahan histopatologi pada kulit yang terdampak. Pada pemeriksaan dapat ditemukan spongiosis, pembentukan vesikel, dan infiltrat inflamatori pada jaringan kulit.[1]

 

Referensi

1. Grosu Dumitrescu C, Jîjie AR, Manea HC, et al. New Insights Concerning Phytophotodermatitis Induced by Phototoxic Plants. Life (Basel). 2024 Aug 16;14(8):1019. doi: 10.3390/life14081019.
2. Trevino J, Chen A. Dermatological Manual of Outdoor Hazards. 2020. Doi: 10.1007/978-3-030-37782-3.
3. William P Baugh. Phytophotodermatitis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1119566-overview
4. Janusz SC, Schwartz RA. Botanical Briefs: Phytophotodermatitis Is an Occupational and Recreational Dermatosis in the Limelight. Cutis. 2021 Apr;107(4):187-189. doi: 10.12788/cutis.0225.
6. Jiang SY, Wright CM, Hinton A, et al. Lime-Induced Phytophotodermatitis: A Rash That Requires Explicit Questioning. J Allergy Clin Immunol Pract. 2024 Jun;12(6):1631-1632. doi: 10.1016/j.jaip.2024.02.035.
7. Maniam G, Light KM, Wilson J. Margarita Burn: Recognition and Treatment of Phytophotodermatitis. J Am Board Fam Med. 2021 Mar-Apr;34(2):398-401. doi: 10.3122/jabfm.2021.02.200382.
11. Guerra KC, Crane JS. Sunburn.2023. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534837/
12. Patel K, Nixon R. Irritant Contact Dermatitis - a Review. Curr Dermatol Rep. 2022;11(2):41-51. doi: 10.1007/s13671-021-00351-4.
13. Kohn M. Herpes Simplex Virus (HSV) in Emergency Medicine Clinical Presentation. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/783113-clinical

Epidemiologi Phytophotodermatitis
Penatalaksanaan Phytophotodermat...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.