Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan e-Prescription Phytophotodermatitis annisa-meidina 2025-02-07T11:43:47+07:00 2025-02-07T11:43:47+07:00
Phytophotodermatitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Panduan e-Prescription Phytophotodermatitis

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Panduan e-prescription pada phytophotodermatitis ini dapat digunakan Dokter pada saat akan memberikan terapi medikamentosa secara online. Phytophotodermatitis adalah reaksi kulit yang terjadi akibat kontak dengan senyawa fotosensitisasi pada tumbuhan, seperti furocoumarins, yang diaktifkan oleh paparan sinar UV.

Tanda dan Gejala

Pada anamnesis, pasien umumnya mengeluhkan adanya ruam kemerahan dengan sensasi nyeri dan terbakar. Keluhan ini muncul setelah pasien terpapar oleh tumbuhan tertentu diikuti dengan paparan sinar matahari. Paparan zat fototoksik dapat melalui kontak langsung pada kulit atau tertelan. Lesi seringkali muncul pada area ekstremitas akan tetapi dapat melibatkan area tubuh lain seperti bibir, leher, dan dada.

Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai tanda peradangan kulit seperti eritema, vesikel, dan bullae. Ruam yang muncul dapat berbentuk garis linear atau plak ireguler sesuai bagian tumbuhan fototoksik yang mengenai tubuh. Pada sebagian orang, gejala yang muncul hanya berupa hiperpigmentasi asimptomatik.[1-4]

Peringatan

Pendekatan terapi yang paling baik dalam penanganan phytophotodermatitis adalah pencegahan paparan tumbuhan fototoksik dan paparan sinar matahari langsung pada kulit. Pada individu dengan faktor risiko okupasional, anjurkan penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, sepatu bot, serta pakaian yang menutupi area lengan dan tungkai pada saat beraktivitas di dekat tanaman.

Apabila paparan zat fototoksik telah terjadi, kulit harus segera dibersihkan menggunakan air dan sabun. Hal ini penting untuk mencegah reaksi fotokimia sebelum pasien terpapar sinar matahari.[1,2]

Kompres dingin dapat diberikan untuk menenangkan kulit dan memperbaiki gejala. Umumnya gejala dapat membaik dengan intervensi minimal. Penggunaan tabir surya spektrum luas disarankan untuk mencegah kerusakan kulit lebih lanjut. Pemberian emolien dapat memberi kelembapan pada kulit dan mencegah kerusakan barier kulit.[1,4,5]

Pemberian kortikosteroid topikal yang berkepanjangan perlu dihindari karena berisiko menyebabkan berbagai efek samping lokal hingga sistemik. Efek samping pada kulit yang mungkin terjadi seperti atrofi kulit, striae, hingga purpura. Sementara itu, efek samping sistemik yang dapat timbul meliputi insufisiensi adrenal, hiperglikemi, sindrom Cushing, hingga glaukoma.[17]

Pasien dengan gejala berat dan lesi yang luas perlu dirujuk ke Dokter Spesialis Kulit. Apabila lesi lepuh telah mengenai >30% area kulit, maka pasien perlu dirujuk ke unit perawatan luka bakar untuk tindakan debridemen.[1]

Medikamentosa

Terapi medikamentosa tidak selalu diperlukan. Pemberian medikamentosa biasanya bertujuan untuk menekan inflamasi yang terjadi.

Terapi Topikal

Beberapa pilihan terapi topikal untuk phytophotodermatitis  meliputi:

  • Hydrocortisone valerate 0,2%: dioleskan 2–3 kali sehari pada lesi

  • Betamethasone diproprionate: dioleskan 1–2 kali sehari pada lesi

  • Betamethasone valerate: dioleskan 1–3 kali sehari
  • Clobetasol: dioleskan 2 kali sehari.[3,14-16]

Terapi Sistemik

Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat diberikan pada pasien dengan keluhan nyeri atau sensasi terbakar.

  • Indomethacin: 50–75 mg, sekali sehari, peroral.[1,3]

Antihistamin dapat diberikan bila pasien mengalami gejala gatal yang mengganggu.

  • Cetirizine 10 mg, sekali sehari peroral.

  • Loratadine 10 mg, sekali sehari peroral.[1-3]

Pemberian pada Ibu Hamil

Pilihan terapi lini pertama pada ibu hamil dengan tanda inflamasi adalah steroid topikal. Steroid topikal umumnya memiliki risiko rendah untuk berefek samping terhadap kehamilan.[17]

Penggunaan OAINS pada kehamilan berusia >20 minggu harus dihindari karena berisiko menyebabkan gangguan ginjal serius pada janin hingga oligohidroamnion. Sementara itu, antihistamin generasi kedua, seperti cetirizine atau loratadine, aman untuk ibu hamil dan masuk dalam kategori FDA B.[18,19]

Referensi

1. Grosu Dumitrescu C, Jîjie AR, Manea HC, et al. New Insights Concerning Phytophotodermatitis Induced by Phototoxic Plants. Life (Basel). 2024 Aug 16;14(8):1019. doi: 10.3390/life14081019.
2. Trevino J, Chen A. Dermatological Manual of Outdoor Hazards. 2020. Doi: 10.1007/978-3-030-37782-3.
3. William P Baugh. Phytophotodermatitis. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1119566-overview
4. Janusz SC, Schwartz RA. Botanical Briefs: Phytophotodermatitis Is an Occupational and Recreational Dermatosis in the Limelight. Cutis. 2021 Apr;107(4):187-189. doi: 10.12788/cutis.0225.
5. Ellis CR, Elston DM. Psoralen-Induced Phytophotodermatitis. Dermatitis. 2021 May-Jun 01;32(3):140-143. doi: 10.1097/DER.0000000000000691.
14. Medscape. Westcort, Locoid (Hydrocortisone Topical). 2025. https://reference.medscape.com/drug/westcort-locoid-hydrocortisone-topical-343522?_gl=1*dzbvu7*_gcl_au*MTI3MTYzMTc0My4xNzM3NDQ1NjY2
15. Medscape. Diprolene, Luxiq (Bethametasone Topical). 2025. https://reference.medscape.com/drug/diprolene-luxiq-betamethasone-topical-343515?_gl=1*dzbvu7*_gcl_au*MTI3MTYzMTc0My4xNzM3NDQ1NjY2
16. Medscape. Clobex (Clobetasol). 2025. https://reference.medscape.com/drug/clobex-clobetasol-topical-343516?_gl=1*dzbvu7*_gcl_au*MTI3MTYzMTc0My4xNzM3NDQ1NjY2
17. Stacey MK, McEleney M. Topical corticosteroids: choice and application. Am Fam Physician. 2021. 103(6). https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2021/0315/p337.htmlStacey
18. America Food and Drugs Association. FDA Recommends Avoiding Use of NSAIDs in Pregnancy at 20 Weeks or Later Because they Can Result in Low Amniotic Fluid. 2020. https://www.fda.gov/drugs/drug-safety-and-availability/fda-recommends-avoiding-use-nsaids-pregnancy-20-weeks-or-later-because-they-can-result-low-amniotic
19. Ghaffari J. Antihistamines in Pregnancy. J Pediatr Rev, 2023. 11(4): 289-292. https://jpr.mazums.ac.ir/browse.php?a_id=559&slc_lang=en&sid=1&ftxt=1&html=1

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ph...

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
    Penanganan Hand Dermatitis pada Tenaga Kesehatan di Era Pandemi COVID-19
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Februari 2025, 09:18
Bintil, gatal, dan panas di kedua tungkai kaki sehabis bermain di pantai
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien usia 5 tahun, laki2 datang dengan keluhan gatal dan panas di kedua tungkai kaki, sehabis bermain di pantai 3 hari lalu....
Anonymous
Dibalas 13 September 2024, 18:19
Laki-laki 51 tahun dengan lesi kemerahan yang gatal sejak 1 minggu lalu
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Laki usia 51 dtang dengan keluhan timbul lesi kemerahan di tangan kanan sejak 1 minggu disertai gatal, riw pekerjaan pegawai bangunan, udah di cek DM (-)...
dr. Risna Safitri
Dibalas 14 Agustus 2024, 17:16
Ruam hingga luka apakah infeksi bakteri?
Oleh: dr. Risna Safitri
2 Balasan
Izin berdiskusi dok. Seorang Pasien wanita usia 21 tahun dengan keluhan gatal dan luka pada kaki. Hal ini dialami sejak 3 hari. Ada riwayat membersihkan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.